Mohon tunggu...
Siti Swandari
Siti Swandari Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

terbuka, ingin bersahabat dengan siapapun dan dimana saja,with heartfelt wishes. gemini, universitair, suka baca, nulis , pemerhati masalah sosial dan ingin bumi ini tetap nyaman dan indah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Cerita tentang Hujan] Balada Sate Ayam di Hujan Badai

12 Februari 2020   08:24 Diperbarui: 12 Februari 2020   08:19 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku sekeluarga memang sudah lama berlangganan untuk kadang mengudap dan njajan di depot itu,  sejak pindah kedaerah sini, saat suami alm. masih ada.

"Seperti biasa ya bu ?" aku mengangguk, dia segera mengambil sate mentok ayam 7 tusuk dan mulai membakarnya.

"Tolong dibakarkan lagi 15 untuk rumah, campuran saja, lontongnya 5 ya " kataku menambahkan.

Anaknya segera menyiapkan teh panas, juga sepiring kerupuk serta kacang goreng renyah dimejaku, untuk cemilan.

"Kok kacang mentenya gak ada ya buk ?" tanyaku.

"Besok si Barokah baru bisa datang bu, bawa lorjuk dan grinting udang, juga krupuk, mlinjo dan rengginang. Mudah2-an bawa mente, mahal sih sekarang. Kalau jagung manisnya, belum panen bu, mungkin bulan depan  ..." aku mengangguk dan tersenyum.

Barokah itu anaknya yang ada di Madura, sebulan sekali datang ke Surabaya, dengan membawa aneka kuliner khas daerahnya,  yang selalu bikin ketagihan ... aku saja yang harus waspada menjaga kolesterolku, jangan sampai keterusan waktu ngemilnya.

Tiba2 ada sambaran petir menggeledek memecah dilangit, semua kaget.

Cuaca cepat berubah, langit yang tadi cerah jadi kelabu gelap.

"Adoo- doo, susah bu musim ujan gini, kemarin itu kita sampek hampir jam sebelas malem baru abis satenya, ... " keluh buk Ropi'ah.

Dan hujan seperti dicurahkan dari langit, disertai petir dan geledek yang membahana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun