Mohon tunggu...
Siti Swandari
Siti Swandari Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

terbuka, ingin bersahabat dengan siapapun dan dimana saja,with heartfelt wishes. gemini, universitair, suka baca, nulis , pemerhati masalah sosial dan ingin bumi ini tetap nyaman dan indah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Debar Menggapai Dunia Lain

12 September 2019   20:16 Diperbarui: 12 September 2019   20:24 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: genpi.co

Orang takut mendekati rumah itu.

Aku dan eyang memilih kamar paling depan, ada jendela besar, dengan kaca rayban  dan teralis apik, kordennya warna coklat tebal, pintu geser dua,  kamar mandi dan WC didalam.

Tempat  tidurnya berukir besar, cukup untuk empat orang.  Ada lemari gandeng dengan dua kaca hias sebadan, sofa dengan meja antik berukir yang kelihatan kuno.  Semuanya serba besar di rumah ini, dan tiba2 ada perasaan kurang nyaman,  agak ngeri, serem juga, suasananya lengang terasa terlalu hening.

Aku duduk di tempat tidur yang sudah di sprei bersih, samar tercium bau kembang melati, aku lihat eyang membuka lemari, rupanya lemari untuk menyimpan sprei bantal dan guling, di lihat lihat sejenak, kemudian ditutup kembali.

Koper kita masih diletakkan didekat lemari satunya.

:"Yuk kita lihat kebelakang " eyang menggandeng dan mengajak aku. Kita keluar dan ikut nimbrung ayah dan ibu dengan diantar pegawai untuk melihat keadaan rumah itu semua.

Eyang kemudian mengajak aku melihat halaman belakang, yang kelihatannya temaram, suram, diantar oleh pak Syarif, pegawai yang tua, para pembantu juga ikut bersama.

Halamannya luas, katanya bentuknya ngantong, seperti kantong, sempit bagian depan, tapi meluas bagian belakangnya, seperti kantong jaman dahulu. Katanya rumah model seperti itu ngrejekeni, membawa rejeki.

 Tampak ada berbagai pohon buah-buahan di situ, tiga pohon mangga yang rimbun, juga rambutan, blimbing, jambu, dan beberapa pohon pepaya, buahnya bergantungan.

Juga ada kolam besar, airnya lumayan bersih, terlihat beberapa ikan berenang bergerombol.  Didekat kolam tumbuh pohon  kenanga, bunganya tercium harum mencekam misterius.

Kemudian ada pohon kedondong besar yang tidak terpelihara.  Dahannya sampai menjuntai sana sini,  buahnya sarat, banyak sekali berjatuhan diantara rumput yang tinggi tebal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun