Konon kuliner sedap itu dahulu berasal dari Kutisari dan Kendangsari Surabaya, saat tempat itu masih sepi.
Daerah itu merupakan pinggiran kota Surabaya.
Sekarang daerah itu termasuk Surabaya Selatan, yang sudah ramai dan berkembang.
Alkisah, Â para pedagang lontong balap kala itu, jika ingin menawarkan dagangannya ke pasar Wonokromo, yang berjarak 5 km dari daerahnya, mereka harus saling berjalan cepat, cepat-cepatan, seperti berlomba, adu balap sampai dipasar Wonokromo, dengan harapan untuk segera bisa menjaring pembeli.
Jadi dengan pikulan yang sarat, berat, dan panas, mereka berjalan cepat, saling dahulu mendahului agar segera sampai dipasar Wonokromo .
Itulah jadinya, sampai  sekarang makanan exotik itu bernama lontong balap.
Sebenarnya makanan ini sederhana saja, yaitu lontong, tauge, tahu goreng diiris kecil, lento, sambel petis udang, kemudian disiram dengan kuah kaldu tetelan/rawonan daging.
Topingnya, bawang goreng, dan krupuk emping.
Ternyata paduan  harmonis antara lontong, tahu, tauge, lento dan sambel petis udang, kemudian disiram dengan kuah tetelan daging bisa menghentak, menggugah selera.
Terlebih ditambah taburan bawang  goreng serta krupuk empingnya yang kemremes renyah, pasti tambah lekker.
Dan jangan lupa pendampingnya, sate kerang yang gurih sedap kenyal-kenyil, pasti akan membawa serasa kita dibawa terbang melayang ke sensasi rasa yang luar biasa nikmat saat menyantapnya.