Mohon tunggu...
Siti Sopiyah
Siti Sopiyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa IIQ A-Nur yogyakarta Fakultas ushuluddin Prodi ilmu al-qur'an dan tafsir (IAT)

فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. – (Q.S Ali Imran: 159)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Sabar dalam Mengghibah

18 Januari 2022   10:38 Diperbarui: 18 Januari 2022   11:01 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
islamicteachings.org

Gibah dapat melukai hati seseorang, menimbulkan permusuhan, mengacaukan hubungan kemasyarakatan, dan memunculkan rasa saling curiga. Berbagai potensi dampak ini kemudian mendorong Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa terkait gosip atau gibah di media sosial.[1]

Yusuf Al Qardhawi mendefinisikan makna ghibah sebagaimana dijelaskan dalam kitab Al Halal  yaitu

"Ghibah adalah suatu keinginan untuk menghancurkan orang, suatu keinginan untuk menodai harga diri, kemuliaan dan kehormatan orang lain, sedang mereka itu tidak ada di hadapannya".[2]

Maka benar, bahwa kekuatan tidak diukur dengan kepandaian seseorang dalam perkelahian. Orang yang kuat sebenarnya adalah yang mampu mengendalikan dirinya di saat marah. Karena pada saat marah biasanya manusia tidak dapat mengontrol emosinya sehingga bisa menyesal di kemudian hari. Berdasarkan hal ini, agama mengajarkan bahwa, jika seseorang marah untuk menahan diri, bersabar, berlindung pada Allah dari setan terkutuk. Lalu berwudhu, karena wudhu dapat memadamkan kemarahan, karena kemarahan adalah ibarat api yang harus dipadamkan sebelum menjalar (Zulfa, 2019:67-68).

Al-Quran juga memerintahkan agar seseorang dapat mengendalikan emosi pada saat marah. Sebab pada saat seorang sedang marah, maka pemikirannya tidak berfungsi dan ia kehilangan kemampuan untuk mengambil keputusan yang benar (Najati, 2003:83)

Dalam hadits lain, Imam An-Nawawi menyebutkan kesabaran yang di ganjar besar oleh Allah  adalah kesabaran saat menghadapi kesedihan dan  kehilangan sesuatu yang dianggap berharga baginya.

DAFTAR PUSTAKA

 

Al-Jauziyyah, Ibnu Qayyim. 2003. Madarijus Salikin, Pendakian Menuju Allah: 

Penjabaran Konkrit: Iyyaka Na'budu wa Iyyaka Nasta'in. Terjemahan oleh Kathur Suhardi. Jakarta: Pustaka al-Kautsar.

An-Nawawi, Imam. 2018. Riyadhus Shalihin. Terjemah oleh Izzudin Karimi. Jakarta: Darul Haq.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun