Mohon tunggu...
Siti  Roudhotul jannah
Siti Roudhotul jannah Mohon Tunggu... Lainnya - rotul

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Money

"Kehadiran Covid-19 Mempengaruhi Produksi dan Konsumsi"

15 Mei 2020   10:07 Diperbarui: 15 Mei 2020   10:06 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Awalnya covid-19 menyerang Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Kemudian menyebar dan menginfeksi ribuan orang diberbagai penjuru dunia, termasuk Negara Indonesia. Semua masyarakat dunia dilanda rasa khawatir, rasa takut terinfeksi virus covid-19 yang mematikan. Di beberapa negara sudah mulai menerapkan kebijakan, seperti : memperketat akses keluar masuk dengan menerapkan kebijakan karantina wilayah (lockdown), mengeluarkan travel warning, menyetop impor bahan pangan yang berasal dari china, dan berbagai langkah lain sebagai antisipasi penyebaran virus covid-19.

Kehadiran virus covid-19 menjadi tantangan baru bagi perkekonomian global, termasuk Negara Indonesia. Keadaan tersebut diperburuk dengan adanya kepanikan yang terjadi pada masyarakat, sehingga ketika muncul berita covid-19, permintaan produksi dan permintaan konsumen pun melonjak drastis akibat dari tindakan tersebut munculah sikap egois dari setiap individu, masyarakat mulai berbondong-bondong membeli produk secara berlebihan tanpa memperdulikan lingkungan sekitarnya yang lebih membutuhkan (panic buying). Sehingga, hal tersebut bertentangan dengan perspektif produksi dan konsumsi dalam ekonomi islam. 

Dimana produksi dalam islam adalah bentuk aktivitas manusia yang dilakukan untuk menciptakan manfaat dengan dilandasi maqashid al-syariah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat luas tidak hanya mengejar keuntungan maksimum saja tetapi mengejar nilai maslahah kebaikan dunia akhirat. Perintah produksi dalam islam terdapat dalam (QS. Yasin ayat 33-35). 

Sedangkan konsumsi dalam perspektif islam adalah usaha pemenuhan kebutuhan barang dan jasa yang memberikan maslahah atau kebaikan dunia akhirat bagi konsumen itu sendiri. Adapun larangan dalam islam bagi konsumen diantarannya : sikap ishraf atau berlebih-lebihan dan sikap mubazir.  "Hai anak adam, pakailah pakaianmu yang indah disetiap (termasuk) masjid, makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan" (QS. Al-A'raf 7 : 31).

Berbagai macam dampak pada perekonomian pun mulai bermunculan akibat kehadiran covid-19. Adapun dampak tersebut antara lain, yaitu : mempengaruhi aktivitas perekonomian ekspor dan impor dari dan ke china melemah, produksi jadi mandek atau tidak berjalan, imbas lain adalah rantai pasokan ke berbagai negara pun terdampak. Pasar ekspor juga mengalami hambatan, karena diberlakukannya lockdown atau karantina, contohnya : ekspor bawang goreng dari Kabupaten kuningan ke Arab Saudi.

Kehadiran covid-19 memberikan imbas bagi perusahaan dan pabrik yang harus tutup, tidak beroperasi demi mengurangi penularan virus covid-19. Banyak perusahaan yang harus tutup sementara, beberapa diantaranya mengharuskan seluruh karyawan untuk bekerja dari rumah atau work from home (WFH). Sistem ini diberlakukan demi menjaga kesehatan dan keselamatan seluruh karyawan. Namun, tidak semua perusahaan bisa menerapkan sistem work form home (WFH), bagi karyawanya. Terlebih lagi bagi perusahaan atau industri di bidang manufaktur, dimana setiap pekerjaannya membutuhkan alat bantu mesin berat yang tidak mungkin dibawa ke rumah. Segala aktivitas yang berkaitan dengan interaksi antar manusia pun menjadi kekhawatiran tersendiri bagi masyarakat. Hal tersebut, menjadi rasa takut dan kecemasan jika pada salah satu karyawan di suatu perusahaan terpapar virus covid-19, maka akan membahayakan keselamatan para pekerja juga membahayakan jika produk yang telah diproduksi tersebar ke masyarakat.

Kehadiran covid-19 juga mempengaruhi para pelaku usaha terhadap tingkat produksi dan konsumsi masyarakat yang menurun drastis. Dengan hadirnya covid-19 otomatis jumlah persediaan bahan baku menjadi terbatas dan harga biaya bahan baku meningkat yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan serta menghambat proses produksi yang mengakibatkan produktivitas maupun kualitas produk menurun. Hal tersebut terjadi karena terhambatnya proses impor yang menyebabkan manajemen pasokan menjadi bermasalah. Tingkat penjualan juga menurun drastis dikarenakan penurunan laba akibat perusahan tidak melakukan proses produksi sama sekali, sehingga imbasnya banyak pelaku usaha yang menjual secara obral stock yang tersedia agar tidak terjadi penumpukan produk dan supaya pelaku usaha tetap mendapatkan pemasukan bagi usahanya serta berusaha untuk tetap memenuhi permintaan konsumen setiap harinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun