Mohon tunggu...
Siti Qomariyah
Siti Qomariyah Mohon Tunggu... Mahasiswa FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Becak: Warisan Budaya yang Ramah Lingkungan

25 April 2025   09:07 Diperbarui: 25 April 2025   09:07 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Pangkalan becak sebelah selatan Pasar Gemolong.Sumber: sipelangi.sragen.go.id

Siapa yang tidak mengenal becak? Becak merupakan alat transportasi tradisional yang memiliki tiga roda. Transportasi ini memiliki bentuk yang unik, yaitu penumpang duduk di depan sedangkan pengemudi ada di belakang. Becak digerakkan dengan tenaga pedal, pengemudi menggerakkan becaknya dengan tenaga kayuhan kakinya. Perkembangan dunia modern membawa becak mengalami modifikasi, yaitu becak dengan tenaga mesin motor, tetapi becak kayuh tetap menjadi citra dari becak itu sendiri. Becak tidak hanya sekedar alat transportasi yang dapat mempermudah kehidupan kita, tapi juga memiliki nilai historis dan budaya.

Dikutip dari Magenta Repubilka, becak pertama kali ditemukan oleh dua orang warga Amerika Serikat yang sedang berjalan-jalan di Jepang pada tahun 1865, namun di Indonesia sendiri becak masuk pada tahun 1963 di Batavia. Becak di indonesia berasal dari tiongkok, kata becak (Betjak) berasal dari dua kata "Bee" yang artinya kuda dan "Tja" yang artinya gerobak, jadi becak memiliki arti kuda gerobak. Becak tidak hanya bernilai fungsional, di kota Solo dan Yogyakartta khusunya, becak memiliki nilai budaya. Becak dijadikan sebagai ikon wisata dan daya Tarik budaya, contohnya becak hias yang menjadi daya Tarik wisatawan lokal maupun asing untuk membawa pengunjung berkeliling kota.

Pada umumnya becak digunakan sebagai alat transportasi jarak dekat, seperti ke pasar atau sekolah, meskipun kecepatannya tidak tinggi, naik becak memberikan kesan kesederhanaan yang kental.  Saat mengendarai becak, kita telah berkontribusi dalam menjaga lingkungan, karena becak tidak menghasilkan emisi gas, sehingga meminimalisir polusi udara. Becak menjadi transportasi yang relative terjangkau untuk masyarakat kelas menengah ke bawah. Meskipun transportasi modern sudah berkembang saat ini, becak masih mudah ditemui di beberapa daerah terutama di perkotaan kecil atau pedesaan. Salah satu daerah yang masih melestarikan becak hingga saat ini adalah daerah Gemolong.

Gemolong merupakan sebuah kecamatan di daerah Sragen yang menjadi menjadi pusat keramaian di wilayahnya, kita dapat dengan mudah menemukan becak disini. Biasanya becak-becak ini tersebar di area pintu masuk Pasar Gemolong, mereka memangkalkan becaknya di sana sambil menunggu penumpang. Meskipun di daerah Gemolong sudah banyak driver ojek online, becak tetap eksis dan menjadi alternatif kendaraan untuk masyarakat di sana. Mayoritas penumbang becak adalah ibu-ibu yang selesai belanja dari pasar. Tarif yang ditarik pun cukup terjangkau, jadi tidak heran jika becak masih menjadi pilihan transportasi umum di Gemolong.

Di Indonesia, becak merupakan simbol budaya yang harus tetap di lestarikan, meskipun tergeser oleh perkembangan zaman, kita harus tetap melestarikan warisan budaya ini. Meskipun sudah banyak bermunculan transportasi yang lebih canggih, becak tetap eksis dan menjadi daya tarik wisatawan lokal maupun mancanegara, bahkan becak mengalami perkembangan dengan menggunakan tenaga mesin. Kita harus terus berupaya menjaga pelestarian becak agar tidak hilang tergerus zaman.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun