Mohon tunggu...
Sosbud

Peran Sahabat Kartini terhadap Kehidupannya

23 April 2019   02:07 Diperbarui: 23 April 2019   02:18 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kartini mengeluhkan ketertinggalan wanita pribumi Indonesia dalam hal pendidikan khususnya. Menurutnya, wanita pribumi tidak diperbolehkan untuk mengembangkan kemampuan dirinya seperti para pria. Adat jawa pada saat itu mengekang dan membatasi pemikiran wanita, berbeda dengan wanita eropa yang maju dan berfikit secara terbuka.

Beberapa surat yang pernah dituliskan Kartini adalah sebagai berikut :

Surat Kartini pada stella, 18 Agustus 1899

"Bagi saya hanya ada dua macam keningratan, keningratan fikiran dan keningratan budi. Tidak ada manusia yang lebih gila dan bodoh menurutpersepsi saya daripada melihat orang membanggakan asal keturunannya. Apakah berarti sudah beramal sholih orang yang bergeag Graaf atau Baron ? tidaklah dapat dimengerti oleh pikiranku yang picik ini"

Surat Kartini pada Nyonya Abendon, Agustus 1900

"Kita dapat menjadi manusia sepenuhnya, tanpa berhenti menjadi wanita sepenuhnya"

Surat Kartini pada Prof. Anton, 4 Oktober 1901

"Kami disini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak-anak wanita, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak wnita itu menjadi saingan laki-laki dalam hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap dalam melakukan kewajiban (sunatullah) : menjadi ibu pendidik manusia pertama kali."

Pemikiran-pemikiran Kartini dengan pengetahuan luas menumbuhkan semangat untuk bisa merubah pandangan jelek dalam adat dan kebiasaan orang Jawa. Hingga akhirnya kartini mendirikan sekolah wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang tahun 1912, lalu di Surabaya, Malang, dan lainnya yang kemudian diberi nama "Sekolah Kartini".

Ia juga menuangkan pemikirannya melalui sejumlah tulisan yang dimuat daam majalah perempuan di Belanda, De Hollandsche Lelie. Korespondensi yang dikirimkan kartini dibukukan oleh Abendanon, Menteri kebudayaan, agama, dan Kerajinan Hindia Belanda.

Penghargaan terhadap Kartini ditunjukkan dengan Surat-surat beliau yang dibukukan dan diberi nama Door Duisternis Tot Licht atau "Habis Gelap Terbitlah Cahaya" pd tahun 1911. Selanjutnya juga dilakukan penamaan Jalan di daerah Belanda dengan nama beliau "Kartini", tepatnya terletak di Amsterdam, Utrech, Veerlo dan Harleem.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun