Mohon tunggu...
Siti Nur Latifah
Siti Nur Latifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/i

Seorang INTJ yang semangat mengeksplor hal baru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Desain Interior Perpustakaan Penting untuk Dimatangkan

7 Juli 2022   16:37 Diperbarui: 7 Juli 2022   16:39 935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Contoh Konsep Desain Interior Perpustakaan. Sumber: unairlibrary

Saya selalu membayangkan bahwa surga akan menjadi semacam perpustakaan-Jorge Luis Borges (1899-1986). 

Begitulah salah satu harapan dari seorang penulis asal Argentina tentang perpustakaan. Perpustakaan menjadi surga, berarti perpustakaan itu memberikan kenyamanan serta kesenangan terhadap orang-orang yang mengunjunginya. Menjadi surga yang dimaksud juga dapat berarti bahwa perpustakaan itu dapat memenuhi segala keinginan pengunjungnya, terlebih dalam aspek informasi dan pengetahuan. Lantas, apakah pandangan Jorge Luis tentang perpustakaan sebagai ‘surga’ juga hadir dalam pandangan masyarakat Indonesia? Di sinilah letak problematikanya.

Hingga detik ini, masih banyak masyarakat yang melihat perpustakaan sebagai gudang buku. Perpustakaan hanya dipandang sebagai tempat mengendapnya buku-buku pada rak tinggi menjulang. Stigma ini kemudian berimbas pada minat baca masyarakat Indonesia yang rendah. Berdasarkan The World Bank Data, persentase minat baca negara Indonesia adalah sekitar 10.0% (The World Bank Data, 2020). 

Hal ini berarti, dari 10 orang Indonesia, hanya 1 orang saja yang memiliki minat membaca. Padahal, berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2020, jumlah populasi masyarakat Indonesia saat ini tercatat berada pada angka 270,20 juta jiwa (Badan Pusat Statistik, 2020). Dengan demikian, dari 270,20 juta jiwa penduduk Indonesia, hanya sekitar 27,02 juta jiwa orang saja yang memiliki minat dalam membaca.

Terdapat berbagai macam hal yang mengakibatkan hal tersebut, salah satunya adalah kenyamanan dari perpustakaan yang dapat mempengaruhi stigma masyarakat. Tidak sedikit perpustakaan-perpustakaan yang ada memiliki desain interior yang cukup kaku, hening, dan prosedural. Hal ini tentu akan mempengaruhi kondisi psikologis penggunanya. 

Ruangan yang nyaman nantinya akan mempengaruhi kondisi psikologis seseorang yang berada di dalamnya (Metcalf, 1965). Pengguna akan cenderung lebih bosan dan merasa tidak nyaman berada di perpustakaan yang memiliki desain interior yang kurang indah. Sehingga, citra perpustakaan akan terus melekat di mata masyarakat sebagai tempat sarana keilmuan yang serius dan berat.

Tertuang pada Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 pasal 3 bahwa perpustakaan memiliki fungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi. Mengerucut pada poin terkahir yaitu rekreasi, maka perpustakaan dalam menjalankan fungsinya haruslah dapat menjadi sarana untuk rekreasi dan hiburan bagi penggunanya. Sehingga, dengan demikian pihak perpustakaan harus segera bergerak dengan gesit untuk memenuhi hal tersebut. 

Diperlukan adanya strategi pengelolaan perpustakaan yang lebih baik untuk memberikan kenyamanan bagi masyarakat dalam mencari dan mendapatkan informasi di perpustakaan. Oleh karena itu, desain interior dari suatu perpustakaan haruslah di desain dengan matang dengan mempertimbangkan segala aspek fungsi, kenyamanan, serta estetikanya.

Desain interior perpustakaan memiliki elemen-elemen yang perlu diperhatikan dengan seksama, yakni berupa ruang, warna, pencahayaan, sirkulasi udara, serta fasilitas dan aksesoris lainnya. Pemilihan jenis dari elemen-elemen tersebut tentu akan memberikan pengaruh terhadap rancangan ruang perpustakaan. Desain perpustakaan ini sendiri dapat disesuaikan berdasarkan jenis buku atau fasilitas yang menempatinya. 

Contohnya, jika itu adalah ruang baca anak, tentunya ruangan tersebut sebaiknya di desain dengan warna yang cerah dan menarik untuk anak-anak serta dilengkapi dengan fasilitas anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun