Mereka kini ada yang bercita-cita ingin menjadi ilustrator animasi, illustrator karakter kartun, menemukan software komputer, pengembang aplikasi game atau bahkan menjadi YouTubers.
Kurikulum  dirancang untuk Menuntun Segala Kekuatan Kodrat Murid
Perubahan-perubahan yang terjadi pada murid, mengenai cara belajar maupun keinginan dan cita-citanya tersebut hanyalah sebagian contoh yang tentu membuat kita sadar, dunia ini ternyata memang terus berubah.Â
Jika mengingat kata-kata di Hajar Dewantara pada modul Merdeka Belajar, maksud pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Maka demi menuntun kodrat murid-murid kita, kurikulum yang kita selenggarakan juga harus terus menyesuaikan dengan kebutuhan mereka.Â
Sebagai guru kita harus belajar terus untuk mengikuti dan memahami kehidupan murid kita yang tergolong generasi Z dan Alpha. Berbagai penelitian menyampaikan bahwa mereka sulit dipisahkan dengan media sosial. Keadaan ini bisa dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran misalnya dengan meminta murid membuat dan mengumpulkan tugas melalui aplikasi digital.
Perlu Memaksimalkan Kolaborasi Tiga Pilar Pendidikan
Ada pepatah yang mengatakan, butuh seluruh desa untuk membesarkan seorang anak. Pepatah ini menyiratkan perlunya peran orang tua, masyarakat dan sekolah dalam mewujudkan kurikulum yang berpihak pada murid yang disebut sebagai tiga pilar Pendidikan.
Oleh sebab itu ketika kita merancang kurikulum kita harus menempatkan kebutuhan, pendapat, pengalaman, hasil belajar serta kepentingan murid sebagai rujukan utama. Kurikulum dirancang untuk murid agar dapat mewujudkan kompetensi yang diharapkan. Semua pihak harus berkolaborasi maksimal.Â
Pada akhirnya,