Pelan kuayun langkah menuju dapur rasa. Aku kupas rasa benci, aku buang rasa amarah. Lalu aku cuci rasa iri dan dengki.
Selanjutnya aku haluskan rasa ikhlas dan kejujuran.
Kuracik semua bumbu akhlaq mulia untuk bikin menu sarapan bahagia.
Kutaburi riang secukupnya, aku rebus rasa sedih selamanya hingga menguap dan tak berbekas di tungku yang membelenggu.
Aku angkat pelan-pelan bubur cinta kasih yang telah kucicipi
Kuletakkan pada piring saji kenikmatan duniawi.
Aku makan bubur cinta kasih secukupnya.
Aku sisakan dan aku simpan sajian cinta kasih ke dalam kulkas keabadian.
Karena di sanalah akan kunikmati sepuasnya sarapan pun makanan bahagia di Syurga-Nya
Blitar, 25 Juni 2020