Mohon tunggu...
Siti Fatimah
Siti Fatimah Mohon Tunggu... Guru - SDN Grogol Selatan 01

Seorang guru SD di sebuah sekolah negeri di DKI Jakarta. Saat ini sedang memulai belajar menulis. Saya mempunyai seorang anak yang sangat senang ketika dibacakan cerita. Akan sangat bangga apabila bisa membacakan cerita dalam buku karangan sendiri kepada ananda tercinta. Semoga mimpi itu bisa terwujud.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Hari Pertama Terlambat ke Sekolah

20 September 2022   05:38 Diperbarui: 20 September 2022   05:53 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Tet..tet.. suara bel tanda masuk berbunyi. Gerbang sekolah pun sudah ditutup oleh Pak Slamet, satpam di sekolah Siska. Pagi ini adalah hari pertama Siska akan belajar di kelas, setelah kemarin 3 hari dia mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah. Tapi baru hari pertama proses belajar mengajar efektif akan dilaksanakan, dia sudah terlambat.

Sekolah Siska adalah sekolah favorit di kabupatennya. Setiap  lulusan SMP di wilayah Kabupaten Sukoharjo, tempat tinggal Siska, selalu memimpikan agar bisa masuk SMA itu. Prestasi siswa dan guru dapat dibilang selalu mendominasi di setiap perlombaan. Bahkan, ada siswa yang pernah mengikuti olimpiade tingkat internasional sampai ke luar negeri. Lulusannya pun selalu diterima di perguruan tinggi favorit di berbagai kota.

Siska memang tergolong siswa yang pintar di jenjang sebelumnya. Ia sering mendapat juara 1 di kelasnya, tak heran cita-citanya masuk ke SMA favorit itu tak susah untuk digapainya. Selain sudah memiliki gen kecerdasan yang diwariskan dari orang tuanya, ketekunan dan sikapnya yang rajin menjadi kunci kecermelangan nilai-nilainya di sekolah.

Pagi ini, seperti biasa, Siska bangun jam 05.00 dengan bantuan alarm dari  HP nya. Setelah mengambil wudu dan mengerjakan sholat subuh, Siska membantu ibunya membersihkan rumah. Siska adalah tipe anak yang rapi dan bersih, sejak kecil ia terobsesi memiliki rumah yang rapi dan bersih seperti rumah Pak Siswo, tetangganya, yang tak pernah terlihat sehelai daun pun jatuh di pekarangan rumahnya. Setelah selesai membantu melakukan pekerjaan rumah, Siska pun bergegas mandi. Setelah mandi dan menggunakan seragam sekolahnya, tak lupa Siska mengecek kembali semua peralatan sekolahnya, jangan sampai di hari pertamanya akan megikuti petualangan menimba ilmu, ada barang yang terlewat tak dibawanya. Setelah dipastikan semua sudah siap, Siska segera sarapan pagi masakan ibunya. Nasi dengan orek tempe dan telor goreng kesukaannya segera disantap dengan lahap. Siska pun berpamitan kepada ibunya.

Sekolah Siska terletak di pusat kota, dia belum cukup berani mengendarai motor kesana karena situasi jalanan yang begitu ramai. Siska hanya mengendarai motor sampai simpang empat Tawang Sari, lalu dilanjutkan dengan naik angkot. Motor dia titipkan di sebuah tempat penitipan motor milik seorang purnawirawan polisi. Siska segera menuju ke deretan angkot yang sedang ngetem, dia pun segera masuk ke salah satu angkot dan duduk di bangku panjang menghadap ke arah pintu masuk. Baru ada 2 orang di dalam angkot itu, semuanya masih anak sekolah, tetapi dari tanda lokasi yang dijahit di lengan menunjukkan bahwa mereka tidak satu sekolah dengan Siska. Lama sekali penumpang datang, Siska bolak balik menatap jam tangan yang dipakainya. "Aduh, bisa telat nih," gumam Siska dengan nada panik. Akhirnya beberapa penumpang masuk ke dalam angkot. "Pak ayo lah berangkat nanti kami bisa telat," protes salah satu penumpang yang kelihatannya sudah sering menaiki angkot itu. Karena didesak oleh penumpang, akhirnya sopir angkot itu berangkat juga. Sepanjang perjalanan Siska selalu mengecek jam tangannya. Dia benar-benar panik, perutnya terasa sedikit mules karena kecemasannya. Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit, angkot pun sampai di depan sekolah Siska, dia segera turun dan berlari menuju gerbang sekolah. Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Para guru piket terlihat masih berbaris di samping pos satpam yang terletak tepat di belakang gerbang sekolah. "Pak, tolong bukain pintunya Pak," pinta Siska sambil memegangi pagar sekolah berwarna coklat itu. "Kenapa terlambat?" tanya seorang guru piket dari dalam gerbang. "Angkotnya lama banget Pak, saya dari rumah sudah berangat pagi," jawab Siska memberi alasan. " Yaudah ini diisi dulu ya, minta tanda tangan orang tua, nanti kesini lagi" jawab guru tadi sambil menyodorkan selembar kertas pernyataan alasan keterlambatan. Siska yang baru pertama kali datang terlambat terlihat lemas, baru saja dia sampai di sekolah dengan perjuangan yang berat, tetapi guru piket menyuruhnya kembali pulang untuk meminta tanta tangan orang tua.

Siska duduk di trotoar,  matanya mulai berkaca-kaca. Dalam hatinya dia merasa sangat kesal dengan sopir angkot yang ngetem terlalu lama hingga menyebabkan dia terlambat di hari pertamanya. Tak berapa lama datanglah siswa lain yang juga datang terlambat, seorang kakak kelas berparas cantik berhijab. "Pak," ucap kakak kelas itu singkat. Guru piket pun langsung menyerahkan selembar kertas sama seperti yang diterima Siska. Kakak kelas ini sepertinya sudah sering terlambat, dia terllihat santai menerima kertas itu. Dia menghampiri Siska, dan bertanya "Telat juga ya dek?" Siska yang masih tertunduk menjawab lemah " Iya kak,""Yaudah ikut aju aja yuk," ajak kakak kelas tadi.

Siska pun mengikuti kakak kelas tadi. Mereka berdua menaiki sebuah becak yang sedang ngetem di depan sekolah. "Pak, antar ke pasar ya," kata kakak kelas itu. "Nanti kita tanda tangani sendiri saja surat pernyataan ini, setelah beberapa menit kita baru kembali lagi ke sekolah," si kakak kelas memberi sebuah trik kepada Siska. Siska yang masih polos mengiyakan saran dari kakak kelas tadi. Dia juga tak berani kembali pulang karena takut akan dimarahi ibunya.

Setelah 30 menit berselang, mereka pun kembali ke sekolah dan menyerahkan surat pernyataan itu kepada guru piket. Setelah mengisi data keterlambatan siswa di buku piket, akhirnya Siska diijinkan mengikuti pembelajaran di kelas setelah bel tanda jam ke 3 terdengar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun