Mohon tunggu...
Siti Fatimah
Siti Fatimah Mohon Tunggu... Guru - SDN Grogol Selatan 01

Seorang guru SD di sebuah sekolah negeri di DKI Jakarta. Saat ini sedang memulai belajar menulis. Saya mempunyai seorang anak yang sangat senang ketika dibacakan cerita. Akan sangat bangga apabila bisa membacakan cerita dalam buku karangan sendiri kepada ananda tercinta. Semoga mimpi itu bisa terwujud.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pergi ke Pasar Malam

4 September 2022   09:09 Diperbarui: 4 September 2022   09:11 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari ini hari Sabtu, seperti biasa bu Sifa libur tidak mengajar ke sekolah. Bu Sifa memanfaatkan waktu libur untuk membuat dongeng anak-anak. Akhir-akhir ini bu Sifa memang sedang semangat-semangatnya belajar menulis dongeng anak. Selain untuk mendongengkan buah hatinya, Nafisha, bu Sifa juga punya mimpi untuk bisa menerbitkan buku dongeng karyanya.

Nafisha adalah anak pertama dan satu-satunya bu Sifa. Nafisha adalah anak yang cerdas, periang, dan penurut, meskipun ada kalanya dia bersikeras meminta keinginannya sampai harus berdebat dengan ibunya. Bahasa jawanya sih ngeyel. Di usianya yang sudah menginjak 4 tahun, Nafisha belum punya adik. 

Pernah suatu ketika, saat bu Sifa baru pulang mengajar, Nafisha nangis tak karuan, Bu Sifa kurang mengerti ucapan anaknya, karena dibarengi suara tangisan. Setelah agak tenang, Bu Sifa kembali menanyakan keinginan Nafisha, ternyata dia minta adik. Bu Sifa hanya geleng-geleng kepala sambil menahan tawa mendengar permintaan lucu anaknya.

Hari ini bu Sifa telah selesai menulis sebuah dongeng, dongeng itu kemudian diposting di akun kompasiana. Tepat saat proses posting selesai, Nafisha mengajak ibunya tidur siang. Seperti biasa, Nafisha selalu minta didongengkan sebelum tidur.

"Ibu tadi nulis cerita apa, ceritain Asa dong," pinta Nafisha. Dia menyebut namanya sendiri dengan sebutan Asa.

Bu Sifa pun mulai menceritakan dongeng yang tadi baru saja ditulisnya. Setelah dongeng selesai, Nafisha pun tertidur. Bu Sifa tak ikut tidur, dia melanjutkan tugas membuat soal PTS yang akan dilaksanakan 2 minggu lagi.

Hari menjelang sore, Nafisha terbangun dari tidur siangnya. Dia mengeluhkan gatal, setelah dicek tenyata badan Nafisha merah-merah. Bi Sifa pun menaburkan bedak di beberapa bagian tubuh Nafisha yang merah.  Lalu mengganti baju Nafisha, kali ini dia tidak dimandikan karena khawatir gatelnya justru akan menular ke seluruh tubuh Nafisha.

Setelah mengganti baju Nafisha, bu Sifa memeriksa HP nya. Ternyata ada WA masuk dari bu Eni, tetangga sebelah. Bu Eni mengajak bu Sifa pergi ke pasar malam. Pasar malam di tempat tinggal bu Sifa biasa dilaksanakan setiap malam minggu. Setelah 'mati' karena pandemi kemarin, kini pasar malam ini mulai dibuka kembali. 

Pasar malam memang menjadi salah satu hiburan rakyat yang menjamur di beberapa wilayah. Pasar malam ini cukup efektif untuk membantu membangkitkan perekonomian rakyat yang sempat melemah karena efek pandemi. Dengan adanya pasar malam, para pelaku ekonomi, seperti tukang parkir, penjual makanan, penjual pakaian, sampai penjual mainan bisa kembali menjalankan usahanya.

Bu Sifa pun menerima ajakan bu Eni untuk pergi ke pasar malam. Sebenarnya minggu lalu bu Sifa sudah pergi ke pasar malam. Tapi karena tak enak menolak ajakan tetangganya, Bu Sifa pun mengiyakan, sekalian jalan-jalan malam batinnya. Seharian tadi memang bu Sifa hanya di rumah dan berkutat dengan laptopnya.

Adzan isya berkumandang, Bu Sifa segera melaksanakan sholat. Selesai sholat, bu Sifa bersiap dan mengajak Nafisha pergi ke pasar malam. Mendengar ajakan ibunya, Nafisha terlihat begitu senang. Dia langsung menunggu di samping motor, padahal motor juga belum diputar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun