Mohon tunggu...
Siti Fatimah
Siti Fatimah Mohon Tunggu... Guru - SDN Grogol Selatan 01

Seorang guru SD di sebuah sekolah negeri di DKI Jakarta. Saat ini sedang memulai belajar menulis. Saya mempunyai seorang anak yang sangat senang ketika dibacakan cerita. Akan sangat bangga apabila bisa membacakan cerita dalam buku karangan sendiri kepada ananda tercinta. Semoga mimpi itu bisa terwujud.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kambing yang Rakus dan Petani yang Bijaksana

20 Agustus 2022   18:04 Diperbarui: 20 Agustus 2022   18:07 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari ini Pak Tani tidak bisa pergi ke ladang, badannya pegal-pegal setelah kemarin mengikuti lomba 17-an dan jalan sehat mengelilingi kampung. Maklum kemarin baru saja negara ini merayakan Hari Ulang Tahunnya yang ke-77. Seluruh rakyat gegap gempita memeriahkan perayaan Ulang Tahun Kemerdekaan ini dengan berbagai perlombaan yang seru.

Di teras rumahnya yang rindang dan asri Pak Tani sedang berbincang kepada Bu Tani.
"Bu, hari ini Bapak tidak ke ladang dulu, Bapak mau istirahat," kata Pak Tani.
"Iya Pak, apa perlu ibu kerokin? Tanya bu Tani.
"Tidak perlu Bu, Bapak tiduran saja, nanti juga baikan lagi," jawab Pak Tani mencoba menenangkan.

Ladang Pak Tani ditanamai jagung dan kacang tanah. Tanaman Pak Tani tumbuh dengan subur karena Pak Tani merawat ladangnya dengan telaten dan sepenuh hati. Pak Tani memiliki hewan peliharaan yaitu kambing, setiap pulang dari ladang Pak Tani selalu membawakan pakan untuk kambingnya. Karena hari ini Pak Tani tidak sanggup ke ladang, maka bu Tani yang menggembalakan kambingnya.

Saat sedang menggembalakan kambingnya, bu Tani merasa mengantuk, ia duduk di bawah pohon mangga yang rindang. Hembusan angin sepoi-sepoi membuat mata bu Tani tak kuasa terjaga. Bu Tani pun tertidur. Setelah hampir setengah jam,  Bu Tani terbangun karena mendengar suara teriakan Pak Jaya, tetangga ladang bu Tani.
"Hussshh, hushhh...." suara Pak Jaya mengusir kambing.

Bu Tani kaget dan langsung bertanya.
"Ada apa Pak Jaya?Kenapa Pak Jaya berteriak-teriak?" Tanya bu Tani.
"Coba lihat bu Tani, kambing Ibu menghabiskan separuh tanaman di ladang saya," jawab Pak Jaya.

Bu Tani pun kaget melihat ulah kambingnya. Ini semua terjadi memang karena keteledoran Bu Tani karena tertidur saat menggembala kambingnya. Tapi secara reflek bu Tani memarahi kambingnya.
"Dasar kambing rakus, kenapa kau makan tanaman orang?" gerutu bu Tani.

Bu Tani mengucapkan maaf berkali-kali kepada Pak Jaya, namun Pak Jaya tidak mau menerima. Pak Jaya meminta bu Tani dan Pak Tani mengganti rugi semua kerugian yang diderita Pak Jaya.

Sesampai di rumah, bu Tani mengadukan kejadian ini kepada Pak Tani. Pak Tani tidak memarahi bu Tani maupun kambingnya. Pak Tani hanya duduk terdiam. Ia sepertinya sedang memikirkan solusi atas permasalahan ini.

Tanpa berkata apa-apa, Pak Tani langsung menuju ke ladang untuk mencari Pak Jaya. Pak Tani menyampaikan bahwa ia akan memberikan kambing itu kepada  Pak Jaya sebagai ganti rugi atas kerugian yang diderita Pak Jaya. Pak Jaya tidak mau menerima ganti rugi yang ditawarkan Pak Tani. Pak Jaya meminta Pak Tani memberikan setengah hasil panennya kepada Pak Jaya sebagai ganti atas kerugiannya. 

Dengan ikhlas hati dan berjiwa besar Pak Tani pun menyetujui permintaan Pak Jaya. Bu Tani sebenarnya keberatan dengan permintaan Pak Jaya tetapi Pak Tani meyakinkan bu Tani bahwa dengan berbuat baik kepada orang, pasti Allah akan memberikan balasan yang indah.

Selang beberapa bulan kambing Pak Tani hamil dan melahirkan 4 anak yang sehat. Pak Tani merawat anak-anak kambing itu dengan penuh kasih sayang. Setelah cukup besar, anak kambing Pak Tani dijual, ternyata hasil penjualannya melebihi hasil panen dari ladang. Pak Tani sangar bersyukur kepada Allah atas rezeki yang diberikan.

Siti Fatimah

20.08.2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun