Mohon tunggu...
Siti Maratus Solehak
Siti Maratus Solehak Mohon Tunggu... Mahasiswa - sitimar

public health

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Teknologi Tepat Guna Pengolahan Sampah (Briket Sampah Organik)

13 April 2021   15:00 Diperbarui: 14 April 2021   12:20 1286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Sampah merupakan  masalah yang  dihadapi oleh  negara-negara  maju  maupun  berkembang  dan  hingga  saat  ini penanganan  serta  pengelolaan  sampah  masih  terus dikembangkan. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, yang dimaksud sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.

Sampah dihasilkan dari aktifitas manusia. Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, sangat berpengaruh terhadap jumlah timbulan sampah. Sampah secara umum dapat diartikan sebagai bahan buangan yang tidak disenangi dan tidak diinginkan orang, dimana sebagian besar merupakan bahan atau sisa yang sudah tidak dipergunakan lagi dan akan menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan.

Sedangkan menurut Panji Nugroho,2013. Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik atau pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang masih bisa dipakai jika dikelola dengan prosedur yang benar.

Jenis - jenis Sampah Berdasarkan sifatnya

  • Sampah organik. Sampah organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya
  • Sampah anorganik. Sampah anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya.

Semakin hari sampah yang dihasilkan oleh manusia semakin banyak sehingga dapat menumbulkan masalah. Untuk meminimalisir permasalahan sampah maka harus ada pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Pengelolaan sampah perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat dan aman bagi lingkungan serta dapat mengubah perilaku masyarakat.

Semakin banyak sampah yang dihasilkan maka di butuhkannya teknologi pengolahan sampah yang tepat untuk mengurangi penumpukan sampah. Teknologi pengolahan sampah sangat berpengaruh bagi kenyamanan dan kesehatan manusia. Seperti yang kita ketahui dan kita rasakan, sampah yang dibuang begitu saja tentunya akan mencemari lingkungan hidup. Menimbukan efek tidak nyaman, bahkan efek serius yang mungkin ditumbulkan seperti datangnya penyakit dan keracunan. Untuk itu, sangat dibutuhkan adanya penerapan dan penggunaan teknologi pengolahan sampah.

Salah satu teknologi pengolahan sampah yang dapat di lakukan untuk mengurangi sampah yaitu dengan membuat briket dari sampah organik. Briket merupakan sumber energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar yang terbuat dari batu bara, limbah organik, limbah pabrik maupun dari limbah perkotaan dengan cara mengkonversi bahan baku padat menjadi suatu bentuk hasil kompaksi yang lebih efektif, efisien dan mudah digunakan (Asip dkk, 2014). Briket adalah sumber energi yang berasal dari biomassa yang bisa digunakan sebagai energi alternatif pengganti , minyak bumi dan energi lain yang berasal dari fosil.

Briket dapat dibuat dari bahan baku yang banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti batok kelapa, sekam padi, arang sekam, serbuk kayu, bongkol jagung, daun, dan lain-lain. Pembuatan briket dilakukan dengan proses penekanan atau pemadatan yang bertujuan untuk meningkatkan nilai kalor per satuan luas dari suatu biomassa yang akan digunakan sebagai energi alternatif, sehingga dengan ukuran biomassa yang relatif kecil akan dihasilkan energi yang besar.

Proses pembuatan Briket Sampah Organik

  •  Pertama yaitu proses karbonisasi atau pengarangan. Sampah organik yang telah di siapkan dibuat arang dengan cara dibakar.
  • Pembakaran dapat dilakukan dengan menggunakan drum besi bekas atau bak di dalam tanah hingga sampah berubah menjadi arang.
  • Sampah yang telah menjadi arang di tumbuk hingga halus dan di saring sehingga membentuk bubuk arang.
  •  Bubuk arang diberi tepung tapioka yang telah dilarutkan dalam air dan dididihkan sehingga mengental seperti lem, diaduk hingga merata dan dapat di bentuk.
  • Setelah tercampur merata kemudian adonan dicetak menggunakan mesin beriket. Jika tidak ada maka bisa menggunakan pipa PVC ataupun bambu yang telah di potong-potong.
  • Beriket yang telah di cetak dikeringkan di bawah sinar matahari selama 2 hari atau sampai briket tersebut kering.
  • Setelah kering beriket yang dibuat siap untuk digunakan sebagai bahan alternatif.

Keunggulan dari beriket ini antara lain lebih murah dan ekonomis, panas yang tinggi dan kontinu sehingga sangat baik untuk pembakaran yang lama, tidak beresiko meledak atau terbakar seperti kompor minyak tanah dan kompor gas elpiji, bahan baku beriket melimpah, ramah lingkungan karena di olah tanpa menggunakan bahan kimia, dan aman bagi kesehatan Karena pada saat digunakan abunya tidak beterbangan dan tidak berasap.

Sumber referensi

YA Pratama.2018. "Bab II DasarTeori" diakses pada 10 april 2021.

Modul Bapelkescikarang. "Pembuatan briket menggunakan sampah organik". Diakses pada 10 april 2021.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun