Mohon tunggu...
Siti LailatulMaghfiroh
Siti LailatulMaghfiroh Mohon Tunggu... Guru - Early Chilhood Enthusiast

Sedang belajar mencintai menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Tradisi Pentong Koin, Warga Dusun Sawahan dan Spirit Filantropi

26 Januari 2021   12:20 Diperbarui: 26 Januari 2021   12:33 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah gak kamu ngitung uang recehan sampe jutaan?

Koin-koin recehan bahkan pecahan uang seribu duaribuan? Paling tinggi sepuluh ribuan dah


Mungkin bagi kamu yang punya celengan ayam atau dari kaleng susu pernah ngitung uang recehan. Gimana rasanya? Seneng banget atau capek?? Gara-gara saking banyak jumlah uang recehannya. Pasti menantang banget ya apalagi kalo sampe jutaan total uang recehannya.


Ya, itulah yang aku alami kemarin saat KKM-DR di Dusun Sawahan. Sebulan sekali ibu-ibu dusun mengadakan acara tahlil yang bergilir di setiap rumah anggota ibu-ibu tahlilannya. Nahh, dikegiatan rutinan inilah aku ngitung uang recehannya. 

Sebutannya Pentong Koin, artinya perhitungan uang koin atau pecah uang koin. Awal mula denger namanya agak aneh sih. Dan baru kali ini aku tau tentang pentong koin, padahal ini tradisi masyarakat NU. Sedangkan aku termasuk masyarakat NU tapi baru tau, parah sih.


Ngitung koinnya hampir samalah kaya yang lagi viral akhir-akhir ini, beli motor pake uang koin. Bedanya yang lagi viral uang koinnya tertentu, 500 perak saja ataupun hanya Rp. 1000. Sedangkan koin yang ku hitung di kegiatan rutinan NU ini campuran, 200 bahkan 100 perak-pun ada. Bayangin coba?? Penuh tantangan sekali.


Awal mulanya sebagai organisasi sosial keagamaan terbesar di Indonesia dan bersifat struktural, Nadhatul Ulama (NU) mempunyai banyak program dan agenda yang harus dijalankan. Sementara upaya perwujudan program membutuhkan dana operasional. Sedangkan NU memiliki warga yang tidak sedikit. Dan hal itu potensial jika dikelola dengan baik. Nahh, muncullah kegiatan pentong koin ini.Tujuannya tidak lain adalah untuk mewujudkan kemandirian pada tubuh NU sehingga program NU dapat berjalan dengan baik dan kemandirian terbangun.


Dalam kegiatan pentong koin, warga akan mendapatkan kotak amal kecil. Dan disinilah warga memasukkan uang koin atau uang recehannya. Awalnya masyarakat merasa risih dengan kehadiran kegiatan ini, hal itu wajar sih. 

Pengurus NU menarik perhatian warga dengan menyebutkan hajatnya ketika akan memasukkan uang koinnya, dengan maksud agar hajat warga tersebut terkabul. Misal nih

 "Ya Allah, melalui infak ini semoga bisa naik haji"

Lambat laun, warga mulai tertarik dengan kehadirannya. Yang paling greget, kotak amal koinnya itu diberikan pada warga jika warganya minta. Sejenis memancing kesadaran masyarakatnya tanpa ada paksaan. Hal ini agar masyarakat memasukkan uang koinnya ikhlas dan tulus, karena sia-sia aja jika masukin koinnya terpaksa. Ketertarikan masyarakat dengan kegiatan ini dapat dilihat dari ketika ada warga yang tidak mendapatkan kotak amalnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun