Mohon tunggu...
Siti LailatulMaghfiroh
Siti LailatulMaghfiroh Mohon Tunggu... Guru - Early Chilhood Enthusiast

Sedang belajar mencintai menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Sampai Kapan Kita Fokus pada Kelemahan?

6 Desember 2020   13:56 Diperbarui: 6 Desember 2020   14:27 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pinterest/Saatci Art

"Nobody's Perfect"

Pernahkah kamu melihat temanmu dikatakan bodoh karena penyandang berkebutuhan khusus yang tak berbakat? 

Atau bahkan mengatakan bahwa mereka tak memiliki prestasi dan menyusahkan semua orang?? 

Padahal nyatanya mereka berbakat dalam dunia musik atau bidang lainnya yang tak pernah kita duga sebelumnya. Seperti kisah anak perempuan asal Pulau Banyu, Kalimantan Utara yang bernama Cindy Widhoretno. 

Cindy merupakan anak pengidap autisme. Anak yang mengidap autis bisa terlihat sebelun ia berusia tiga tahun. Bahkan apabila ada anak yang mengidap autis infantile, gejalanya bisa terlihat ketika ia bayi. 

Sebelumnya apa sih autis itu? Autis merupakan gangguan perkembangan neurobiologis yang sangat kompleks serta dalam kehidupan yang panjang, yang meliputi pada aspek interaksi sosial, komunikasi dan bahasa dan perilau serta gangguan emosi dan persepsi sensori bahkan aspek motoriknya.

Anak pengidap autis memiliki otak lebih besar dibanding anak normal pada umumnya. Mereka juga lebih suka dan merasa nyaman dengan dunia mereka sendiri. Kesulitan untuk berkomunikasi dengan orang lain yang membuat mereka betah dengan diri mereka sendiri. 

"Anak autis menyusahkan dan tak berbakat"

Aku rasa ungkapan itu tak benar adanya, sebab Cindy mampu membuktikan dan menepis ungkapan tak berarti itu. Cindy Widhoretno, anak pemecah rekor MURI sebab menjadi anak autis yang memiliki 7 bakat sekaligus. Hebat sekali bukan? 

Prestasi itu mampu ia raih sebab orangtua Cindy yang terus mengasah bakat dan talenta yang dimiliki buah hatinya. Cemooh dan gunjingan orang-orang sekitar tentang anaknya yang mengidap autis, tak menjadikan ibu Cindy menyerah dan patah semangat mendukung anaknya. 

Pada usia 9 tahun Cindy menunjukkan talentanya di bidang seni. Ia bermain drum band ketika masih menuntut ilmu di Sekolah Luar Biasa (SLB) Bina Anggita dan SD Negero Jambidan, Bantul Yogyakarta. Lambat laun bakat dan talenta Cindy mulai keluar satu persatu di antaranya, memetik gitar, keyboard, menyanyi, melukis, menari dan memasak.

Siapa bilang anak autis tak bisa memasak? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun