Mohon tunggu...
Siti LailatulMaghfiroh
Siti LailatulMaghfiroh Mohon Tunggu... Guru - Early Chilhood Enthusiast

Sedang belajar mencintai menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Privilege Of Training Early Childhood Fasting Ramadhan

11 Mei 2019   19:30 Diperbarui: 11 Mei 2019   19:36 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

               Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat. Dalam keluarga anak mendapat pelajaran berharga tentang kehidupan, termasuk pembelajaran untuk berpuasa pada bulan ramadhan. Ritual berpuasa pada bulan ramadhan bagi umat islam merupakan kegiatan peribadatan yang sifatnya rutin, terjadi terus menerus setiap setahun sekali, dimana umat islam wajib untuk melaksanakannya karena puasa ini merupakan perintah agama. Banyak tantangan yang harus dihadapi ketika sedang melaksanakan puasa, salah satunya mengendalikan emosi. Bagi kalangan orang dewasa mengendalikan emosi ketika sedang menjalankan ibadah ini susah-susah gampang, apalagi bagi seorang anak yang masih memiliki sifat egosentris yang tinggi. 

              Psikologi Kota Medan Irna Manauli bersepakat bahwa membiasakan puasa sejak dini akan membuat anak cerdas ditataran emosi. Kepada Antara ia menjelaskan pengaruh ini di sebabkan anak yang sedang berpuasa diuji kesabarannya, sehingga dilatih juga emosinya. Efek samping positif lainnya, kemampuan anak dalam berinteraksi dalam lingkungan sosial, terutama dengan teman sebayanya juga akan meningkat.

              Irna kemudian mengutip riset Daniel Goleman bahwa terdapat perbedaan perkembangan psikologi pada anak yang sabar menunggu dengan anak yang tidak sabar. Berpuasa mengajarkan tentang menahan lapar dan haus dalam sistem yang tidak tepat tidak akan membunuh seseorang, tapi justru menyehatkan tubuh. Di pacu motivasi ini, anak bisa lebih semangat berpuasa sehari penuh sebab tahu ada "reward" alias hadiah yang sepadan lain, yakni menu enak di kala buka. 

            Tidak semua usia anak mampu menjalankan ibadah puasa, kita dapat melatihnya mulai dari umur 4-6 tahun dengan jam puasa yang singkat, dengan berbuka pada pukul 10.00. Secara bertahap durasi puasanya kita tingkatkan, yang awalnya pukul 10.00 kemudian saat masuk waktu dzuhur, sampai ia mampu berpuasa penuh. Dan yang lebih penting tak perlu memaksanya untuk berpuasa penuh bila ia tidak kuat menahan lapar dan haus dari empat belas jam, sebab di usia ini anak masih dalam masa perkembangan dan kebutuhan nutrisinya harus tercukupi agar daya tahan tubuhnya terbentuk dengan baik. 

             Pengendalian emosi merupakan bagian dari pengendalian diri pada anak. Bukti ilmiah tentang mengendalian diri ditulis oleh Daniel Goleman, seorang ahli kepribadian dan peneliti tentang kecerdasan emosi. Salah satu penelitiannya mengadakan penelitian pada anak berusia 4 tahun di Taman Kanak-Kanak. Pertama sekali anak anak-anak di suruh masuk ke dalam sebuah ruangan satu persatu, dimana sepotong manisan di letakkan diatas meja di depan mereka, sambil kalian bisa makan "Kalian boleh makan manisan itu jika mau, saya mau keluar sebentar, tetapi kalau ada yang tahan memakannya nanti setelah saya kembai kesini, dia akan berhak mendapatkan sepotong lagi". Maka hasilnya adayang memakan ada yang tidak. 

             Setelah 14 tahun kemudian, dimana anak-anak itu telah lulus Sekolah Lnjutan Tingkat Atas (SLTA) anak-anak yang mampu mengendalikan diri sehingga mendapatkan dua potong menunjukkan sebagai berikut. Mereka yang langsung memakan manisan cenderung tidak tahan menghadapi stress, mudah tersinggung, mudah berkelahi, dan kurang tahan uji mengejar cita-cita mereka. Peneliti juga menemukan hasil yang mengejutkan dimana anak-anak yang mampu menahan diri dalam uji manisan, memperoleh nilai yang lebih tinggi dalam masuk kedalam ke erguruan tinggi dan juga ketika anak-anak TK itu tumbuh menjadi dwasa dan bekerja perbedaan-perbedaan diantara mereka semakin mencolok, dipenghujung usia 20-an. Mereka yang lulus ujian manisan tergolong orang-orang yang cerdas, berminat tinggi dan lebih mampu berkonsentrasi, mereka lebih mampu megembangkan hubungan yang tulus dan akrab dengan orang lain, lebih handal dan bertanggung jawab serta pengendalian dirinya lebih baik ketika ia mengalami frustasi.

             Dari hasil penelitian diatas dapat dipahami bahwa orang yang dapat mengendaikan diri diperkirakan akan mampu menghadapi tantangan, godaan dan rintangan hidup, mereka juga diperkirakan akan memiliki tingkat konsentrasi lebih tinggi dalam bekerja, dan mereka juga mampu dalam mengembangkan hubungan yang akrab dan tulus dengan orang lain, mereka memiliki hubungan sosial yang leih baik, mereka juga lebih handal dan bertanggung jawan an handal dalam pengendalian dirinya lebih baik saat ia menghadapi masalah sehngga tidak menimbulkan frustasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun