Mohon tunggu...
Siti Khotimah
Siti Khotimah Mohon Tunggu... Lainnya - s i t i k h

If something you enjoy is not happening, then enjoy what happens 🌻

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengkritik Film Dua Garis Biru

6 Maret 2021   02:22 Diperbarui: 6 Maret 2021   05:19 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berlatarkan tempat di Jakarta, Dua Garis Biru merupakan film yang bertema tentang remaja yang hamil di luar nikah. Film ini menarik karena akhir film ini yang tidak biasa. Film ini berakhir dengan kemenangan remaja yang melakukan kesalahan.

Film Dua Garis Biru adalah film garapan Gina S. Noer. Film ini dirilis pada Juli 2019. Film ini juga memasangkan aktor dan aktris muda yaitu Angga Yunanda (pemeran Bima) dan Adhisty Zara (pemeran Dara). Film ini menceritakan seorang gadis yang hamil diluar nikah.

Film ini tidak banyak basa basi, pada awalnya film ini menunjukan kegiatan anak sekolah pada umumnya. Setelah, beberapa scene di dalam sekolah. Bima ikut ke rumah Dara, tepatnya sepulang sekolah ia langsung ke rumah Dara. Pada awalnya mereka hanya bermain main biasa di kamar Dara. Di kamar, mereka menempelkan stiker stiker bertuliskan korea, Dara sangat suka dengan yang berbau korea. Disini sudah terlihat, karakter Dara ialah suka belajar hal hal yang baru.

Setelah scene bermain bermain, bercanda bercanda. Lahirlah sesuatu yang akan menimbulkan konflik yang terjadi karena kekhilafan.
Kekhilafan itu awalnya biasa saja tidak ada yang aneh. Namun, setelah beberapa hari Dara mulai muntah muntah seperti kebanyakan film Indonesia kalau hamil suka ada adegan muntah muntah. Mereka berdua merasakan ada yang aneh, akhirnya mereka berdua membeli testpack. Yang lucunya, saat mereka membeli testpack, mereka memesannya lewat ojek online. Beberapa saat kemudian, keluarlah bukti bahwa Dara hamil.

Semakin lama, perut Dara mulai terlihat. Ada suatu momen disekolah yang membuat mereka ketahuan bahwa Dara sedang hamil. Adegan tersebut membuat kedua orang tua mereka mengetahuinya dan Dara dikeluarkan dari sekolahnya. Sedangkan, Bima tidak. Bahkan Dara diusir dari rumahnya. Meskipun, Bima masih pelajar tetapi dia akan bertanggung jawab atas perbuatan yang telah diperbuatnya.

Suatu hari, ada kabar bahwa bayi yang dikandung Dara akan diberikan kepada Bibi nya. Keluarga Bima sangat tidak setuju saat mendengar kabar tersebut sebab, Bima akan bertanggung jawab sepenuhnya dan orangt ua Bima menyuruh untuk menikahkan mereka berdua.

Setelah beberapa adegan yang menguras emosi dan menentukan pilihan. Akhirnya, Dara melahirkan. Sudah disepakati bahwa anak mereka akan diurus oleh keluarga Bima dan Dara mengambil studi di Korea. Keputusan tersebut sudah disepakati sebelum kelahiran anak mereka.

Film ini juga menuai banyak pro kontra pada awalnya, karena menurut masyarakat film ini memberikan pengaruh yang negatif terhadap generasi penerus bangsa.

Namun, banyak sekali pembelajaran yang dapat kita ambil. Film ini menekankan betapa pentingnya edukasi sejak dini. Adanya unsur komedi, tak selalu serius. Film ini juga memberikan tampilan warna yang indah untuk dipandang serta film ini juga memberikan banyak nilai nilainya, seperti nilai kehidupan dan nilai agama. Tak lupa juga, film ini memberikan gambaran yang pasti sudah diketahui masyarakat khalayak umum, kalau seorang wanita hamil diluar nikah maka film memberikan gambaran, kalau pasangan perempuan berujung hamil di luar nikah, dampak yang akan terjadi sangatlah besar bukan hanya merugikan pihak perempuan tetapi, pihak laki laki pun sama.


Tak lupa juga, film ini banyak memenangkan penghargaan. Salah satunya yaitu, film pilihan yang masuk dalam Seoul International Women's Film Festival (SIWFF) ke-22. Film ini menjadi satu-satunya film dari Indonesia yang masuk dalam festival film di Korea Selatan.

Film ini mengandung konten dewasa, sehingga mau bagaimana pun pengawasan orang tua sangat diperlukan. Tak lupa, film ini juga menyampaikan kepada kita semua bahwa, pendidikan seks sejak dini sangat penting, terlebih pengawasan orang tua amat penting, tak lupa kita juga harus senantiasa bertanggung jawab atas apa yang telah kita perbuat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun