Mohon tunggu...
Siti kholila
Siti kholila Mohon Tunggu... Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hobi Olahraga dan Bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kurikulum Indonesia dari Masa ke Masa

25 Mei 2025   14:14 Diperbarui: 25 Mei 2025   14:13 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Students are studying with the teacher using a book. Sumber: Pinterest. 

Sejak kemerdekaan, kurikulum pendidikan di Indonesia telah mengalami berbagai perubahan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, memperbaiki kekurangan yang ada pada kurikulum sebelumnya dan menyesuaikan pendidikan dengan perkembangan zaman serta nilai-nilai bangsa. Meskipun dalam upaya tersebut membawa sedikit kemajuan, tetap saja dalam pelaksanaannya kurikulum pendidikan sering menghadapi kendala. Salah satu kendala utama dalam pelaksanaannya adalah kurangnya kesiapan guru sebagai pelaksana atau aktor utama dari sebuah kurikulum, yang berdampak pada efektivitas pembelajaran. Selain itu, keterbatasan fasilitas dan teknologi di beberapa daerah terutama di daerah pelosok Indonesia masih menjadi hambatan dalam penerapan kurikulum secara menyeluruh dan optimal. 

Menurut Stronge (2013), guru yang efektif adalah guru yang memahami materi pelajaran, mengenal siswanya dengan baik, menggunakan cara mengajar yang terencana dan efisien, membuat keputusan secara aktif, serta mampu mengelola kelas dengan baik. Namun pada kenyataannya banyak guru yang belum maksimal dalam mengajar, karena harus terus menyesuaikan diri dengan perubahan kurikulum yang cepat. Mereka harus mengikuti pelatihan dan mengubah materi secara berkala, sehingga beban kerja meningkat dan fokus pada kualitas pengajaran berkurang.

Perubahan kurikulum juga memerlukan fasilitas siswa seperti ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, dan teknologi yang memadai. Tanpa fasilitas yang cukup, guru sulit mengajar dengan cara yang efektif dan sesuai kurikulum. Sayangnya, banyak sekolah di daerah terpencil masih kekurangan fasilitas, sehingga penerapan kurikulum baru tidak berjalan maksimal dan menghambat proses belajar. Sekolah di wilayah perkotaan yang memiliki fasilitas dan pelatihan guru lebih baik dapat mengaplikasikan kurikulum baru dengan lebih baik dibandingkan sekolah di daerah terpencil, sehingga terjadi kesenjangan pendidikan bersama.

Setiap tahunnya, kurikulum di Indonesia terus mengalami perubahan dan menghadapi berbagai kendala dalam pelaksanaannya, mulai dari kurikulum tahun 1947 hingga Kurikulum Merdeka saat ini. Berikut ini adalah penjelasan singkat tentang sejarah perkembangan kurikulum dan masalah-masalah yang muncul pada setiap periode tersebut: 

Kurikulum 1947: Kurikulum pertama setelah kemerdekaan, fokus pada pembentukan karakter dan nasionalisme. Masalahnya adalah kurangnya fasilitas dan pelatihan guru yang masih sangat terbatas, serta kondisi sosial politik belum stabil setelah merdeka.

Kurikulum 1952 : Penyempurnaan dengan pembagian pelajaran per guru. Namun pelatihan guru masih kurang dan fasilitas belum merata, terutama di daerah terpencil.

Kurikulum 1964: Menekankan kecakapan dasar dan pengajaran terpadu. Guru harus menguasai banyak bidang, beban kerja bertambah, fasilitas pendukung masih kurang.

Kurikulum 1968: Fokus pada pembentukan manusia Pancasila dan sistem penjurusan di SMA. Materi semakin padat, pelatihan dan fasilitas guru masih terbatas.

Kurikulum 1984: Pendekatan terstruktur berbasis materi. Materi berat membuat guru dan siswa terbebani, fasilitas belajar masih minim.

Kurikulum 2006 (KTSP): Melaksanakan kurikulum sesuai dengan kebutuhan, potensi daerah, dan karakteristik peserta didik di sekolah. Banyak guru yang belum siap mengembangkan materi sendiri, fasilitas di pelosok masih minim, beban kerja bertambah.

Kurikulum 2013: Menekankan pembelajaran tematik, karakter, dan teknologi. Guru belum sepenuhnya siap, fasilitas teknologi belum merata, pelatihan belum konsisten.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun