Mohon tunggu...
Siti Humaeroh
Siti Humaeroh Mohon Tunggu... Jurnalis - Author

Jurnalis Berita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hatice Huveys: Kisah Wanita dari Tanah Palestina

29 Mei 2021   18:08 Diperbarui: 29 Mei 2021   18:17 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Pilihan hanya ada dua: mati terbunuh dengan syahid atau wilayah Palestina bebas dari penjajahan zionis Israel" - Hatice Huveys.

Langit hitam dipenuhi kepulan asap dari bom-bom yang diluncurkan roket Israel ke tempat kami. Bangunan kini sudah tidak lagi berbentuk--luluh lantak, hanya tersisa puing-puing dan amarah. Sirine semakin gencar dibunyikan--pertanda beberapa tembakan kembali diluncurkan. Kami berlari mencari tempat berlindung, dengan bibir yang semakin dibahasi lantunan tasbih mengingat-Nya.

Sepanjang hari kami berjaga, mempertahankan dan melindungi Al-Aqsa di Yerussalem Timur dari serangan zionis Israel--begitupun bagi Hatice (44), yang juga merupakan seorang guru madrasah. Baginya, pilihan hanya ada dua: mati terbunuh dengan syahid atau wilayah Palestina bebas dari penjajahan zionis Israel.

Dengan aksen arabnya, ia bercerita tentang betapa kejamnya para tentara Israel, hingga dirasa sudah hilang perikemanusiaan dalam diri mereka. Tatkala ketika dirinya beberapa kali menerima siksaan dan pelecehan sewaktu menjaga masjid Al-Aqsa, hingga beberapa kali dirinya sempat merasakan dekaman penjara Israel.

Sudah tidak dapat dibayangkan, penyiksaan yang luar biasa ketika berada dalam tahanan. Di sela-sela ceritanya, ia terdiam sejenak. Ada tetesan air mata yang keluar dari bola matanya yang indah. Sambil terisak, ia kembali meneruskan ceritanya.

Teringat, ketika dirinya berada dalam penjara tahanan Israel. Dipaksa membuka jilbab dan jubahnya, bukan ia takut terhadap zionis Israel tersebut. Akan tetapi, ia merasa malu di hadapan Allah Swt., namun, siksaan dan paksaan semakin gencar dilakukan oleh tentara Israel, hingga ia sudah tidak dapat membela dirinya sendiri.

Meski kejadian tersebut telah terjadi empat tahun yang lalu, tepatnya tahun 2017. Akan tetapi, rasa amarah terhadap musuh tersebut kian hari semakin bertambah. Walau dirinya mengaku telah ditahan sebanyak 28 kali bahkan sejak 2014, namun keistiqomahannya dalam melindungi dan menjaga Al-Aqsa semakin kuat mengalir dalam semangat jihadnya.

Meskipun sampai saat ini banyak mujahidin yang jatuh berguguran mempertahankan Al-Aqsa, terdapat harapan-harapan di masa yang akan datang. Semoga Allah memberikan kemenangan dan kejayaan di balik doa-doa dan isak tangis penduduk Palestina.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun