Nama Siti Herdiyanti
NIM 2120196
Kelas Filsafat Umum H
Ontologi terdiri dari dua suku kata, yakni ontos dan logos. Ontos berarti sesuatu yang berwujud dan logos berarti ilmu. Jadi ontologi dapat diartikan sebagai ilmu atau teori tentang wujud hakikat yang ada. Ontologi sebagai cabang filsafat yang membicarakan tentang hakikat benda bertugas untuk memberikan jawaban atas pertanyaan "apa sebenarnya realitas benda itu? apakah sesuai dengan wujud penampakannya atau tidak?". Ontologi merupakan salah satu kajian kefilsafatan yang paling kuno dan berasal dari Yunani.
Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Tokoh Yunani yang memiliki pandangan yang bersifat ontologis dikenal seperti Thales, Plato, dan Aristoteles. Pada masanya, kebanyakan orang belum membedakan antara penampakan dengan kenyataan. Thales yang terkenal sebagai filsuf yang pernah sampai pada kesimpulan bahwa air merupakan substansi terdalam yang merupakan asal mula segala sesuatu. Namun yang lebih penting ialah pendiriannya bahwa mungkin sekali segala sesuatu itu berasal dari satu substansi belaka (sehingga sesuatu itu tidak dapat dianggap ada berdiri sendiri).
Hakikat kenyataan atau realitas memang dapat didekati ontologi dengan dua macam sudut pandang
1.kuantitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan itu tunggal atau jamak?
2.Kualitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan (realitas) tersebut memiliki kualitas tertentu, seperti misalnya daun yang memiliki warna kehijauan
Aksiologi pada hakikatnya merupakan bagian terpenting dari filsafat ilmu yang mengkaji atau membahas tentang kegunaan, manfaat atau nilai dari ilmu bagi kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia.
Ilmu yang merupakan kumpulan pengetahuan ilmiah dan memiliki unsur aksiologi umumnya selalu memberikan manfaat tidak hanya dalam kebenaran tujuan pengembangan ilmu itu sendiri tetapi juga dalam memajukan peradaban manusia dan menjaga keseimbangan alam. Karena itu konstruksi ilmu yang berlandaskan pada aksiologi menjamin bahwa proposisi atau pernyataan ilmiah yang termuat di dalam ilmu pengetahuan dianggap mengandung kebenaran karena termuat nilai kegunaan atau manfaat bagi kehidupan manusia dan alam.
Hal ini menggarisbawahi bahwa aksiologi yang sifatnya pragmatis menjadi unsur penting dari ilmu karena akan membawa kemajuan dan mengubah wajah dunia sehingga menjadi lebih bermartabat dalam berbagai aspek kehidupan seperti pendidikan, informasi dan komunikasi, transportasi, kesehatan, pemukiman, kependudukan dan lain-lain.