Mohon tunggu...
Siti Atuti
Siti Atuti Mohon Tunggu... Guru - Seorang perempuan yang hobi menulis, memasak, dan berkebun.

Guru Bahasa Indonesia yang suka membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Terima Kasih Emak dan Bapak

10 September 2022   10:54 Diperbarui: 10 September 2022   11:01 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Setelah kehilangan bapak pada November 2015, tgl 24 Agustus emak juga meninggalkan kami anak cucu menantunya tuk selama-lamanya.

Sedih tentu saja. Air mataku yg bercucuran sejak emak tak sadar, sejak aku datang lagi ke RSUD jam 6 pagi sampai beliau menghembuskan nafas terakhir pada kurang lebih pukul 09.00. Aku bergantian dengan adikku membisikkan kalimah "Lailla hailallah" di telinga emak.  Namun tiap kali aku membisikki emak, suami menarik bajuku, "Kamu baca Quran saja". Adik perempuanku yg mengganti talkin pada emak. Kubaca surat Yasin. 

Saat aku mentalkin lagi, kubisikkan di telinga emak, "Mak baca Laila haillah di hati ya, saya tahu emak dengar saya".

Aku ambil air wudhu, sholat duha di balkon RS. Usai sholat aku berdoa, "Ya Allah jika Engkau akan mengambil emak, aku ikhlas". 

 Allah SWT memanggilnya. Tangis pun pecah di ruang 18. Emakku yg tgl 3 September berusia 73 tahun. Belum genap 72 tahun  menghembuskan nafas terakhir.

Emak yg mendidikku dengan keras. Emak yg kadang kata-katanya lugas, menyakiti hati yg tak biasa mendengar kata-kata lugas.

Alhamdulillah aku ikhlas melepas emak. Ada tangis, ada sedih tapi itu wajar. Aku dan suami yang serumah dengan emak selama hampir 8 tahun. Adikku 3 orang jauh merantau ke luar kota.

Adikku laki-laki menunggu dan mengurus ibuku di RS. Adik perempuan yg tinggal di Ciamis datang pukul 10 malam hari Selasa. Dia hampir tidak tidur nunggui ibu di samping ranjang RS. 

Adik perempuanku paling kecil, yang baru datang saat ibu mau dimakamkan bakda duhur.

Emak bapak, mereka telah meninggalkan kami keempat anaknya. Namun berkat didikan mereka, kami jadi anak yg mandiri. Alhamdulillah kami semua disekolahkan sampai sarjana S.1 semua. Walau berat untuk emak dan bapak yg kerja PNS guru SD, syukurlah dalam keprihatinan kami berempat bisa selesai kuliah. 

Terima kasih Emak Bapak, semoga Emak dan Bapak bahagia dan tersenyum di sana. Semoga kami jadi anak soleh solihah yang mendoakan mereka. Aamiin

Masih panjang kenanganku tentang emak bapakku tercinta. Insya Allah akan kusambung.

Banjarnegara, 10 September 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun