Mohon tunggu...
Siti Arniansyah Kusnul
Siti Arniansyah Kusnul Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswi (19170005)

Lakukan hari ini. Jika bisa hari ini, kenapa tidak?

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengapa Minat Belajar Peserta Didik Turun?

4 Maret 2020   15:29 Diperbarui: 10 April 2020   20:14 1290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hari berganti hari, waktu berganti waktu, perubahan zaman semakin cepat. Semakin banyaknya pula kemajuan-kemajuan yang dialami. Apalagi kita telah memasuki zaman di era 4.0 (four point zero).

Siapa sih yang belum tau zaman ini?, iya, zaman yang sudah membuat kita semakin mudah melakukan aktivitas sehari-hari. Tidak perlu jauh-jauh untuk pergi membeli suatu barang yang kita inginkan atau butuhkan. Bahkan, makanan saja bisa kita dapatkan dengan mudah dikala kita sedang sibuk dengan kerja, belajar, atau kesibukan lainnya, disaat hujan, atau resto makanan yang jauh dari tempat tinggal kita, kita bisa mendapatkannya hanya dengan sekali klik. Mudah bukan? Itu dikarenakan dari perkembangan teknologi yang semakin hari selalu mengalami pembaruan. Pengaruh  itu pastinya membuat dampak negatif maupun positif.

Perkembangan teknologi ini tentunya akan merubah beberapa tatanan seperti di bidang pendidikan. Pendidikan harus mampu mengikuti perkembangan zaman agar tidak stagnan. Sehingga pendidik harus mampu membuat inovasi belajar dengan adanya pengaruh teknologi ini. Pendidik juga harus meningkatkan minat belajar peserta didik. Karena minat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam pembelajaran.

Dalam pembelajaran, pendidiklah yang memegang peranan penting di dalam proses pembelajaran. Diharapkan setiap pendidik mampu dalam merancang suatu pembelajaran secara baik dan juga professional dalam memahami konsep, teori, psikologi pendidikan, prinsip belajar dan pembelajaran dalam meningkatkan pencapaian suatu tujuan pembelajaran. Karena, pembelajaran pada hakikatnya bergantung kepada rancangan pembelajaran yang telah dibuat oleh pendidik. Apalagi di era ini, banyak anak yang lebih suka bermain gadged atau gawai ditimbang membaca buku.

Fitur-fitur yang menarik dari teknologi membuat si anak semakin sering menghabiskan waktunya untuk bermain ditimbang belajar. Hal ini, membuat minat baca anak semakin menurun. Sehingga peran pendidik harus mampu merancang pembelajaran yang paling efektif dan efisien agar peserta didik mempunyai minat dan keinginan yang tinggi dalam proses belajar.

Apasih minat itu? Kata minat secara Etimologi adalah kemauan dan usaha untuk mempelajarai dan mencari sesuatu. Sedangkan secara Terminologi yakni keinginan, kemauan, kesukaan terhadap suatu hal. Menurut Slameto (2010: 180), minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa kaitan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Menurut Lukmanul Hakiim dalam bukunya (2009: 38) minat pada dasarnya merupakan perhatian yang sifatnya khusus. Siswa yang meletakkan minat pada suatu mata pelajaran, minatnya berfungsi sebagai suatu pendorong yang kuat untuk terlibat dalam kegiatan belajar-mengajar secara aktif.  Sedangkan menurut saya, minat adalah kecenderungan dalam menyukai atau menginginkan sesuatu hal yang timbul karena adanya kebutuhan.

Dalam buku "Perkembangan Anak" yang ditulis oleh Dr. Med menyebutkan ada beberapa ciri minat seorang anak. Seperti,
Minat pada anak tumbuh bersamaan dengan perkembanagn fisik dan mentalnya. Seperti, ada seorang anak yang lambat kematangannya akan menghadapi masalah sosial karena minat mereka minat anak, berbeda dengan anak yang satu yang sebayanya minatnya minat remaja.

Minat juga bergantung pada kesiapan belajar. Contohnya, anak yang diajarkan olahraga basket. Tidak semua anak memiliki kemampuan dalam bermain basket apalagi jika baru diajarkan dan belum pernah mengetahui ilmunya sebelumnya. Tentunya anak tersebut akan mengalami kesulitan, hal ini dikarenakan kesiapan secara fisik dan mental di masing-masing anak. Kemampuan itu akan muncul jika mereka mempunyai minat yang sungguh-sungguh  untuk permainan basket sampai mereka mempunyai kekuatan dan koordinasi otot yang diperlukan untuk permainan itu.

Minat tergantung pada kesempatan belajar. Minat seorang anak kecil sebagian besar terbatas karena minat mereka tumbuh dari rumah. Semakin luas lingkungannya maka minat mereka menjadi luas.

Perkembangan minat yang terbatas juga masuk pada kategori ciri minat seorang anak. Misalnya anak yang cacat fisik memiliki minat pada olahraga yang berbeda dengan teman yang sebayanya. Hal ini terjadi, karena adanya kekurangan pada kemampuan fisik, mental, dan juga pengalaman.
Pengaruh budaya dapat mempengaruhi minat. Orang tua, guru, ataupun orang lain memberi kesempatan kepada anak-anak untuk menekuni minatnya di bidang budaya. Namun, jika budaya yang ditekuni tidak sesuai dengan kelompok budaya mereka, maka anak-anak tidak diberi kesempatan untuk menekuni minat budaya tersebut.

Minat yang berbobot emosional. Kekuatan minat tidak hanya ditentukan oleh aspek afektif saja, melainkan dari aspek emosional. Emosional yang menyenangkan akan memperkuat minat. Sebaliknya, emosional yang kurang akan melemahkan minat.
Minat itu termasuk Egosentrik. Contohnya, anak laki-laki yang berminat pada matematika atau fisika beranggapan bahwa dengan memiliki keahlian dibidang itu maka akan menguntungkan dan bergengsi di dunia usaha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun