Mohon tunggu...
Pia0283
Pia0283 Mohon Tunggu... Guru - Belajar sepanjang masa

Long life learner

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Guru dalam Memfasilitasi Kecerdasan Majemuk Siswa

16 November 2021   22:39 Diperbarui: 16 November 2021   22:45 1227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam menjalankankan tugasnya guru tidak hanya berperan melakukan transfer pengetahuan tetapi juga membimbing, mendampingi dan memfasilitasi siswa agar potensi dirinya dapat berkembang dengan optimal. Manusia adalah makhluk yang unik dimana setiap individu memiliki keunikan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Siswa adalah manusia dengan keunikan masing-masing yang memerlukan orang lain (guru) dalam mengoptimalkan tumbuh kembangnya.

Howard Gardner dalam bukunya yang berjudul Frames of mind: The theory of multiple intelligences menyatakan bahwa setiap manusia memiliki tujuh kecerdasan. Seiring dengan perkembangan penelitian yang dilakukannya ditemukan ada tiga kecerdasan tambahan yang dijelaskan dalam buku yang berjudul Intelligence Reframed: Multiple Intelligences for the 21st Century. Dalam bukunya tersebut Gardner memperbarui teorinya dengan menyatakan bahwa manusia memiliki sembilan kecerdasan majemuk. Deskripsi umum dari sembilan kecerdasan tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Kecerdasan verbal-linguistik: Kemampuan berbahasa melalui berbicara, membaca, menulis, memahami urutan dan makna  dari kata-kata. Orang dengan kecerdasan ini mudah mengingat informasi verbal & tertulis, suka menulis & membaca, suka berpidato dan menjelaskan sesuatu dengan baik.
  2. Kecerdasan logis-matematis: Kecerdasan dalam mengolah angka, matematika, dan logika, menemukan dan memahami berbagai pola dalam kehidupan.
  3. Kecerdasan spasial-visual: Kemampuan untuk berpikir dalam bentuk, gambar, pola, desain dan tekstur. Memiliki kemampuan mengingat dan penalaran logika yang baik.
  4. Kecerdasan kinestetik-jasmani: Kemampuan mengendalikan dan mengkordinasikan anggota tubuh. Menyukai kegiatan fisik dan memiliki keseimbangan tubuh yang baik.
  5. Kecerdasan musik: Kemampuan memahami dan membuat melodi, irama, nada, vibrasi, suara dan ketukan menjadi sebuah musik. Senang mendengarkan musik, bernyanyi dan bermain alat musik.
  6. Kecerdasan interpersonal: Kemampuan bersosialisasi, berkomunikasi, peka terhadap orang lain dan mudah menyesuaikan diri.
  7. Intrapersonal: Kemampuan memahami diri, dapat mendeteksi dan merespon dengan tepat suasana hati, mengetahui kelemahan, kekuatan dan motivasi diri.
  8. Kecerdasan naturalis: Kemampuan mengenali dan mengkategorikan tumbuhan, hewan, dan benda-benda lain di alam. Menyukai kegiatan alam seperti berkebun, memelihara hewan, naik gunung, dll.
  9. Kecerdasan eksistensial: Memiliki kepekaan dan kapasitas untuk menjawab pertanyaan mendalam tentang keberadaan manusia seperti, "Apa arti hidup? Mengapa kita mati? Bagaimana kita bisa sampai di sini? dan seterusnya.

Tentunya bukan suatu hal yang mudah bagi seorang guru untuk megelola kelas dengan siswa yang memiliki kecerdasan berbeda-beda. Sebagai contoh dalam upaya untuk mengkondisikan siswa bersikap tenang dan siap memulai kegiatan kelas, guru harus melakukan berbagai hal berikut ini:

  • Menulis di papan tulis "Harap tenang" untuk siswa yang memiliki kecerdasan Linguistik
  • Melakukan tepuk-tepuk tangan sebagai aba-aba agar siswa bersikap tenang diperuntukan bagi siswa dengan kecerdasan musik
  • Melakukan bahasa tubuh dengan meletakkan jari telunjuk pada mulut dan meminta siswa untuk melakukan hal tersebut bagi siswa dengan kecerdasan kinestetik
  • Meletakan foto atau gambar yang menarik di papan tulis akan membantu siswa dengan kecerdasan spatial
  • Menggunakan stop watch dan menuliskan target waktu agar kelas menjadi tenang efektif untuk siswa dengan kecerdasan matematika
  • Melakukan bisik berantai kepada siswa untuk bersikap tenang karena kegiatan kelas akan dimulai membantu siswa dengan kecerdasan interpersonal
  • Memulai kelas dengan melibatkan siswa untuk bersedia menerima konsekuensi atas Tindakan mereka akan membantu siswa dengan kecerdasan intrapersonal
  • Meletakan hewan peliharaan atau tanaman tertentu akan membantu siswa dengan keceradasan naturalis.
  • Dan seterusnya...

Hal tersebut diatas adalah contoh tindakan-tindakan yang dilakukan guru dalam upaya mengkondisikan siswa untuk siap dan fokus dalam memulai kegiatan belajar. Tentunya guru tidak hanya selesai pada tahap pendahuluan, namun perlu konsisten melakukan variasi semua kegiatan agar dapat mengakomodir  berbagai kecerdasan siswa pada kelas yang diampunya. Guru dituntut untuk terus belajar dan mencari berbagai referensi agar mendapat inspirasi dalam menyelenggarakan variasi kegiatan yang sesuai dengan tipe-tipe kecerdasan.

Kesembilan kecerdasan majemuk pada setiap orang memiliki kadar yang berbeda-beda. Usia prasekolah dan sekolah dasar merupakan masa dimana semua kecerdasan tersebut belum terlalu nampak sehingga diperlukan kerjasama antara orang tua dan guru untuk membantu menemukan apa yang menjadi kecerdasan dominan pada seorang anak dan bagaimana cara mengoptimalisasikan kecerdasan yang menonjol tersebut serta bagaimana meningkatkan kecerdasan lain yang belum terlalu berkembang agar terjadi keseimbangan pada diri anak tersebut.

Semua tipe kecerdasan tersebut sama baiknya sehingga tidak tepat ketika ada asumsi bahwa anak cerdas atau anak pintar adalah anak yang memiliki kecerdasanan logis matematika yang tinggi saja. Kita harus merubah cara pandang dengan menyatakan bahwa seorang anak yang menonjol dalam bidang musik atau intrapersonal atau naturalis adalah anak yang cerdas juga. Karena ketika mereka terjun kedalam masyarakat kecerdasan tersebutlah yang menjadi bekal bagi mereka untuk saling berkontribusi dan melengkapi dalam menciptakan harmonisasi kehidupan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun