Mohon tunggu...
Siti Aliya
Siti Aliya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pendidikan Sejarah

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masuknya Jepang ke Indonesia

18 April 2021   19:26 Diperbarui: 18 April 2021   19:36 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masuknya Jepang ke Indonesia adalah melalui jalur militer. Setelah mengambil keputusan untuk berperang jepang menugaskan divisi angkatan darat ke-16, 25 dan satuan angkatan laut ke-2 untuk menguasai hindia belanda, ketiga divisi ini berada dibawah tanggung jawab Grup ekspedisi kampanya asia tenggara dibawah komando panglima jendral Hisaichi Terauchi. Tiap-tiap angkatan perang memiliki zona perangnya masing-masing seperti divisi angkatan darat ke-16 ditugaskan dibagian tengah Hindia Belanda (Kalimantan, Jawa dan Madura), satuan divisi ke-25 ditugaskan dibagian barat (Sumatra) dan satuan angkatan laut ke-2 ditugaskan dibagian timur (Sulawesi, Maluku, Sunda kecil dan Papua).

Setelah Jepang menghancurkan armada angkatan laut Amerika Serikat pasifik di Pearl Harbor, Hawaii pada 7 desember 1941 guna melumpuhkan kekuatan Amerika Serikat di Asia-Pasifik. Balatentara kekaisaran Jepang melakukan berbagai pendaratan-pendaratan di Malaya, Birma dan Filipina sebagai jalan menuju Hindia belanda (indonesia). Satuan angkatan darat ke-16 dibawah pimpinan Jendral Hitoshi Imamura mendarat di Kalimantan Utara yang merupakan konsesi Inggris raya pada 17 desember 1941. Dari Kalimantan utara satuan divisi angkatan darat ke-16 melakukan penetrasi jauh ke selatan masuk kedalam konsesi Belanda yakni Kalimantan. Di bagian barat satuan divisi ke-25 dibawah pimpinan jendral Hitoshi Imamura segera melakukan pendaratan untuk menguasai Sumatra tidak lama setelah mereka berhasil mengalahkan garnisun tentara Inggris di Malaya dan Singapura. Dibagian Hindia Timur satuan angkatan laut ke-2 segera memecah pasukannya setelah membantu pendaratan tentara Jepang di Mindanao. Filipina ke Sulawesi lalu kemudian menyebar ke wilayah-wilayah lain dibagian timur Hindia Belanda.

Kampanye penaklukan Jepang atas Hindia Belanda berlangsung selama 4 bulan (15 desember 1941-8 maret 1942). Pihak Jepang memanfaatkan shock therapy dan ketidaksiapan tentara sekutu dalam kampanye ini. Tentara Kolonial belanda (KNIL: Konig Nederlandsche Indische Leger) yang ditugasi sebagai pasukan pertahanan untuk seluruh Hindia Belanda tidak mampu menahan gelombang serbuan balatentara kekaisaran Jepang dikarenakan kalah dalam jumlah persenjataan dan tentara Kolonial belanda tidak diperuntukkan untuk menghadapi serangan dari luar melainkan diperuntukkan untuk mengatasi pemberontakan-pemberontakan yang dilakukan oleh penduduk lokal. Dalam upaya menangkal serbuan jepang. Pemerintah kolonial belanda menginisiasi dibentuknya suatu aliansi militer bersama antar negara-negara sekutu di pasifik yang dikenal dengan ABDACOM (Australia-British-Dutch-American command) pada januari 1942. Namun aliansi ABDACOM terbukti tidak efektif dalam menghadapi serbuan balatentara Jepang karena ketidaksiapan tentara sekutu dan fleksibilitas tentara jepang. Setelah jatuhnya kalimantan ketangan jepang pada 29 januari 1942, sumatra pada februari 1942 dan seluruh indonesia timur pada akhir Februari 1942. Hanya tinggal pulau jawa saja yang merupakan benteng terakhir Belanda dan sekutu yang belum ditaklukkan. Pada malam menjelang 1 maret 1942 satuan darat ke-16  tentara Jepang mendarat di merak, banten dan melakukan operasi kilat untuk mengalahkan belanda.

Pemerintah Kolonial Belanda memutuskan untuk mengalihkan pusat pemerintahan dan militer dari Batavia (Jakarta) ke Bandung dan membangun perimeter pertahanan yang bersifat dadakan di sekitar pegununungan kota bandung. Pihak Jepang yang mengetahui hal ini segera mengejar elemen inti kolonial belanda ke jawa barat dan membuat kepungan atas kota bandung.pertempuran besar antara tentara kekaisaran jepang dan tentara kolonial Belanda terjadi di sekitar Kalijati dan Ciater antara tanggal 5 sampai 7 maret 1942. Menyadari kemenangan tidak mungkin diraih oleh belanda karena menipisnya amunisi dan perbekalan yang diperlukan untuk melanjutkan peperangan. Pemerintah kolonial belanda bertekuk lutut kepada jepang pada tanggal 8 maret 1942. Gubernur Jendral Belanda Hindia belanda terakhir Tjarda Van Starkenborgh Stachouwer dan Komandan tertinggi tentara kolonial belanda Jendral Hein Ter Poorten beserta staff-nya resmi menjadi tawanan jepang. dengan menyerahnya Belanda ke jepang maka otomatis menandai berakhirnya penjajahan Belanda terhadap Indonesia dan dimulainya pendudukan jepang terhadap indonesia selama 3,5 tahun ke depan (Oktorino Nino, 2019: 21-31).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun