Mohon tunggu...
SITI ZULAIHAH
SITI ZULAIHAH Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWI UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

mahasiswi pendidikan ilmu pengetahuan sosial

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Mengajar Saat Pandemi di SMPN 10 Surabaya

28 Oktober 2020   22:38 Diperbarui: 28 Oktober 2020   23:07 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Saat ini dunia diguncang oleh pandemi Covid-19, banyak sekali dampak-dampak yang terjadi karena adanya pandemic ini salah satunya adalah dalam bidang pendidikan. Merespon keadaan pandemic ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan pendidikan pada masa pandemi ini, 

salah stu isi dari surat itu mengatakan bahwa proses pembelajaran yang biasanya dilaksanakan di sekolah diganti di rumah masing-masing. Salah satu media yang digunakan saat pelaksanaan pembelajaran dirumah adalah dengan menggunakan sosial media. Saat ini banyak sekali sosial media yang sudah dimanfaatkan oleh masyarakat seperti facebook, Instagram, twitter, youtube, whatsupp, dll.

Pemanfaatan media sosial dalam masa belajar dari rumah digunakan oleh guru dalam memberikan informasi terkait dengan materi pembelajaran yang akan di sampaikan, pelaporan tugas siswa, absensi kehadiran, dll. 

Teknis pemanfaatannya di lapangan, tentu saja wali kelas harus membentuk grup di media sosial yang beranggotakan wali kelas dan semua orang tua siswa. Catatan penting adalah grup media sosial yang dibuat wali kelas ini beranggotakan orang tua siswa, bukan siswa disinilah peran penting orang tua untuk memperhatikan dan mengikuti tumbuh kembang anak dalam proses pembelajaran sehari-hari, tidak sepenuhnya menyerahkan urusan pendidikan kepada guru di sekolah.

Menggunakan media sosial untuk proses pembelajaran jarak jauh memnag tidak selamanya bisa berjalan dengan lancar, ada beberapa hambatan yang sering ditemukan saat dilakukanya pembelajaran daring diantaranya, belum meratanya akses internet dan juga teknologi, fasilitas seperti laptop dan handphoneyang belum memadai, dan pemberian tugas dalam waktu yang cukup lama juga akan berdampak negative pada Kesehatan mata anak. Biasanya kendala-kendala jaringan internet lebih dominan kepada siswa yang tempat tinggalnya masih terbilang pelosok, karena akses internet sangat sulit untuk masuk ke wilayah pedalaman seperti di kaki gunung dan daerah pesisir pantai.

Di SMPN 10 Surabaya mengadakan survei secara online mengenai pembelajaran daring di masa darurat pandemic Covid-19, survei online ini telah direspon oleh 49,7% orang tua yang berusia rata-rata 36-45 tahun, 37,4% berusia antara 46-55 tahun, sedangkan usia <35 tahun dan >56 tahun berada pada prosentase 6,2% dan 6,7%. Sedangkan profesi sebagian responden adalah bekerja sebagai pegawai kantor swasta, ibu rumah tangga, wiraswasta, dan buruh harian. Ada juga dari orang tua yang berprofesi sebagai TNI/Polri dan karyawan kantor dinas.

Menariknya, separuh lebih yaitu 57,2% orangtua (349) mengaku tidak merasa berat dengan sistem pembelajaran online. 35,4% responden atau sejumlah 216 orangtua mengatakan cukup berat dan sisanya, 45 orang atau 7,4% merasa sangat berat dengan sistem belajar daring ini. 

Namun uniknya, dalam hal orangtua memfasilitasi pembelajaran online bagi anaknya, hampir separuh orangtua mengatakan berat dalam pembelian kuota internet, yaitu sebanyak 49.5% atau 302 responden. 223 responden atau 36,6% berpendapat tidak merasa berat memfasilitasi. 32 responden (5,2%) anak dalam kondisi tidak mempunyai gawai yang memadai, 17 responden (2,8) gawai dalam kondisi rusak, dan 12 responden (2%) anak tidak mempunyai gawai.

Pembelajaran dapat dikatakan sebagai suatu proses interaksi peserta didik dengan pendidika dan dengan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Poin terpenting yang juga ditekankan perihal penilaian yang di berikan guru kepada siswa, menegaskan saat pandemic sekarang penilaian harus diberikan guru lebih mengarah kepada persoalan kualitas, bukan kuantitas. 

Jadi tugas-tugas yang diberikan itu tidak dinilai seperti biasa tetapi harus lebih banyak bersifat kearah kualitatif, dan juga guru harus bisa memberikan motivasi kepada siswanya. Pada pandemi covid-19 ini telah memberikan kita begitu banyak pelajaran, tidak hanya tentang upaya memutuskan rantai penularannya, tapi juga bagaimana anak-anak kita tetap belajar dan bagaimana sekolah-sekolah bereaksi memanfaatkan teknologi dalam proses belajar mengajar.

Salwa Aulia, 2020, https://yoursay.suara.com/news/2020/07/20/175556/pembelajaran-daring-pada-masa-pandemi, 20 juli 2020.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun