Mohon tunggu...
SITI QONIAH
SITI QONIAH Mohon Tunggu... Administrasi - KOMUNIKASI

MAHLUK ALLAH

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Budidaya Ikan Lele

22 Mei 2019   23:52 Diperbarui: 22 Mei 2019   23:53 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

BOGOR -Lele merupakan jenis ikan yang digemari masyarakat dengan rasa yang lezat, daging empuk,duri teratur, dan dapat disajikan dalam berbagai macam menu masakan. Dengan Nama Ilmiah Clarias yang berarti lincah dan kuat. Ikan ini merupakan salah satu jenis ikan yang paling di gemari dan di konsumsi di pulau Jawa. Dalam menciptakan hal tersebut tentunya harus dengan budidaya yang tepat agar membuahkan bibit lele yang baik.

Teknik buatan menjadi alternatif untuk membuahkan hasil yang baik. Salah satunya budidaya ikan lele milik Bapak Syahban yang terletak di Desa Pasir Gaok Kecamatan Rancabungur menjadi budidaya Ikan Lele yang cukup besar dan luas. Kolam ikan yang terdapat di sini juga sangat banyak dan masing- masing memiliki fungsi yang berbeda. Hal yang pertama dilakukan tentunya dengan pembenihan lele, untuk budidaya lele untuk menghasilkan benih sampai berukuran tertentu dengan cara mengawinkan induk jantan dan betina pada kolam-kolam khusus pemijahan. Pembenihan lele mempunyai prospek yang bagus dengan tingginya konsumsi lele serta banyaknya usaha pembesaran lele. Untuk tahapannya sendiri dimulai dengan membuat kolam.

Ada dua macam/tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam galian). Pemilihan tipe kolam tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Secara teknis baik pada tipe bak maupun tipe galian. Kemudian pemilihan induk untuk membedakan mana yang jantan dan betina.

Persiapan lahan meliputi pengeringan untuk membersihkan kolam dan mematikan berbagai bibit penyakit, pengapuran dilakukan dengan kapur Dolomit atau Zeolit dosis 60 gr/m2 untuk mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit penyakit yang tidak mati oleh pengeringan, perlakuan TON (Tambak Organik Nusantara) untuk menetralkan berbagai racun dan gas berbahaya hasil pembusukan bahan organik sisa budidaya sebelumnya dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100m2. Penambahan pupuk kandang juga dapat dilakukan untuk menambah kesuburan lahan, dan pemasukan air dilakukan secara bertahap, mula-mula setinggi 30 cm dan dibiarkan selama 3-4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami lele. Selanjutnya pemijahan, proses ini merupakan pertemuan induk jantan dan betina untuk mengeluarkan sel telur dan sel sperma. Tanda induk jantan siap kawin yaitu alat kelamin berwarna merah. Induk betina tandanya sel telur berwarna kuning (jika belum matang berwarna hijau).

Sel telur yang telah dibuahi menempel pada sarang dan dalam waktu 24 jam akan menetas menjadi anakan lele. Setelah itu pemindahan dan diakhiri dengan pendederan yaitu pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu 5 - 7 cm, 7 - 9 cm dan 9 - 12 cm dengan harga berbeda. Kolam pendederan permukaannya diberi pelindung berupa enceng gondok atau penutup dari plastik untuk menghindari naiknya suhu air yang menyebabkan lele mudah stress. Pemberian pakan mulai dilakukan sejak anakan lele dipindahkan ke kolam pendederan ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun