Mohon tunggu...
siti zidzunailma
siti zidzunailma Mohon Tunggu... Wiraswasta - zidzuna

Pada era digital seperti saat ini, media sosial telah menjadi hal yang begitu familier dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai kalangan, mulai anak-anak hingga dewasa memiliki media sosial personal.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dilema Penerapan Pembelajaran Tatap Muka dan Solusinya

21 Januari 2022   23:56 Diperbarui: 22 Januari 2022   00:00 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dilema Penerapan Pembelajaran Tatap Muka dan Solusinya

Siti Zidzuna Ilma Tiana

Saat ini masyarakat sangat menginginkan sekali semua aktifitas berjalan lancar kembali. Karena dampak yang sangat lama, sehingga berdampak tidak hanya pada Kesehatan dan Ekonomi tetapi juga sangat berdampak pada Pendidikan. Disini kami ingin sedikit memberi informasi yang berhubungan dengan dampak Pendidikan. Penerapan Pembelajaran Tatap Muka diawal Tahun 2022 mendapat tanggapan dari berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Pro dan kontra dari masyarakat tentu saja terjadi.

Ada banyak sekali persiapan dan kesepakatan yang harus dibahas untuk mempersiapkan penerapan Pembelajaran Tatap Muka. Kesepakatan ini harus dibahas oleh Kemendikbud, Kemenkes, Kemendagri, dan Kemenag dalam Surat Keputusan Bersama. Dalam membuat kesepakatan tentu masing-masing kementrian memiliki argumentasi yang kadang saling bertentangan, namun tetap harus diwujudkan dalam sebuah keputusan yang baik, aman dan memiliki hasil yang positif berkaitan wabah Covid-19 yang tak kunjung usai. Panduan penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka yang konon Surat Keputusan Bersama ini telah dipersiapkan satu Tahun yang lalu karena dampak dari Covid-19 yang sangat lama.

Tentu sangat rumit untuk menyusun kesepakatan peraturan Pembelajaran Tatap Muka, Karena kesepakatan ini harus menentukan persentase jumlah siswa dan guru yang mengikuti Pembelajaran Tatap Muka, presentase siswa dan guru yang sudah mendapat vaksinasi 2 kali dan ditambah lagi tingkat pemberlakuan PPKM diwilayah setempat dan juga harus melihat kesiapan sekolah dan kesiapan daerah kabupaten ataupun kota, juga harus mengatur jam dan giliran waktu belajar. Belum lagi apakah Pembelajaran ini merupakan satuan utuh atau kombinasi sistem Daring yang tentu saja akan menimbulkan berbagai pro dan kontra yang terjadi pada masyarakat, khususnya masyarakat menengah kebawah yang harus mencukupi kebutuhan sehari-hari dan biaya Pendidikan terkait harus membeli pulsa setiap hari. Bahkan harus membeli fasilitas baru, seperti gadget dan laptop untuk sarana pembelajaran dirumah.

Selama ini banyak sekali orang tua dan siswa yang merasa bingung dan keberatan dalam menjalani kegiatan belajar secara Daring. Apalagi bagi keluarga yang kurang dukungan fasilitas infrastruktur Daring, kelengkapan gadget, kurangnya pemahaman teknologi dan faktor Ekonomi. Masalah lain timbul bagi keluarga yang berdomisili didaerah pedesaan yang tentu saja untuk melakukan Pembelajaran Daring sangatlah susah karena disebabkan oleh kendala sinyal.

Selama ini tentu saja orang tua siswa tidak puas membimbing putra dan putrinya dalam kegiatan Pembelajaran Daring. Akan merasa puas dengan penerapan Pembelajaran Tatap Muka karena banyak sekali orang tua yang gaptek dan tidak memiliki gadget untuk sarana Daring. Kesulitan-kesulitan dalam menangkap pelajaran juga menjadi masalah tersendiri bagi orangtua, dengan adanya Pembelajaran Tatap Muka maka pelajaran bisa dapat diketahui dan diselesaikan secara lebih cepat. Yang kita harapkan saat ini kegiatan belajar siswa segera bisa dilaksanakan, minimal dalam satu minggu dua sampai tiga kali pertemuan dengan tetap mengutamakan Protokol Kesehatan yang ketat.

Akan tetapi cukup banyak juga siswa yang terbiasa dan lebih suka dengan program Daring. Bahkan banyak juga siswa yang lebih memilih Pembelajaran Daring dan sesekali Pembelajaran Tatap Muka. Pembelajaran Daring dianggap lebih menghemat waktu, biaya transportasi, hemat pakaian dan lebih praktis. Pertimbangan untuk dapat memberlakukan tatanan normal baru, termasuk memulai kegiatan belajar mengajar adalah pertimbangan kriteria yang aman Covid-19. Hanya daerah yang masuk zona hijau yang dapat memulai kegiatan persekolahan secara Tatap Muka. Selain itu Protokol Kesehatan  yang ketat juga harus diterapkan agar tetap aman dari Covid-19.

Demikian harapan kami semoga apapun keputusan yang telah disepakati akan menjadikan sesuatu yang lebih baik dan adil untuk penerapan Pembelajaran bagi siswa siswi di Indonesia. Semoga Covid-19 semakin membaik dan segera hilang agar keadaan di Indonesia dan dunia akan segera pulih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun