Mohon tunggu...
Siti qomariah
Siti qomariah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Syahdunya Kesetian dan Kesabaran Sang Suami

14 Mei 2019   15:14 Diperbarui: 14 Mei 2019   15:21 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

       KISAH TELADAN 

~CINTA TANPA SYARAT~

Kisah seorang suami yang sangat setia terhadap istrinya, pak suyapto namanya usianya 56 tahun saat ini. ketika ia dulu menikah dengan sang istri yang mana istrinya yang sangat solehah dan sang istri mendapatkan pak suyapto seorang laki-laki yang sangat soleh. mereka membangun kehidupan rumah tangga mereka dengan dasar dan landasan ibadah. Mereka membangun kehidupan rumah tangga mereka untuk menggapai ridho Allah SWT. Maka pernikahan yang mereka jalani adalah pernikahan yang sakinah, mawaddah dan warohmah, pernikahan yang tenang, tentram penuh rasa cinta dan kasih sayang.

Anak pertama lahir bahagialah rumah tangga mereka, anak kedua lahir, anak ketiga lahir dan ketika anak keempat mereka lahir, disanalah cinta diuji oleh Allah sampai mana kedalamnya. Ketika sang istri melahirkan anak keempat, maka tiba-tiba kaki sang istri tak bisa lagi digerakkan, sang istri tidak bisa beraktivitas seperti biasa dan disanalah ujian itu dimulai. 2 tahun  lamanya sang istri lumpuh tak bisa berjalan. Dan selama itu pula pak suyapto menggendong istrinya ketika sang istri mau ke kamar mandi atau beraktivitas di dalam rumah.

Ternyata ujian tidak terhenti sampai disitu, karna menginjak tahun ketiga tangan dan tubuh sang istri tak bisa digerakkan, sang istri lumpuh total. Seolah-olah dalam tubuhnya tidak ada lagi tulangnya, dan kemudian belum cukup juga disitu. Karna lidah sang istri juga tidak bisa digerakkan mengakibatkan istri pak suyapto sudahlah lumpuh total dan tidak bisa bicara. Indra yang berfungsi hanyalah punya penglihatan dan pendengarannya saja. Maka apa yng di lakukan laki-laki yang soleh ini, di sepertiga malam pak suyapto paham bahwa Allah turun kelangit dunia. Dan disitulah pak suyapto merendahkan diri serendah-rendahnya di hadapan Allah, ia letakkan kepalanya untuk bersyujud dan bersimpuh kepada AllahSWT. Dan dia memohon kepada Allah untuk diberikan kesabaran dan kesetiaan dalam mendampingi istrinya yang sakit.

Pak suyapto tidak pernah mengatakan" kenapa ya Allah, kenapa harus saya ya Allah, kenapa harus istri saya ya Allah, kenapa harus keluarga saya ya Allah yang menimpa kejadian seperti ini??.." pak suyapto tak pernah mengatakan" apa salah saya?, apa dosa saya, apa dosa istri saya?, apa dosa keluarga saya??..tidak. kalimat marah itu tidak pernah keluar dari mulut laki-laki soleh itu. Sebaliknya kalimat yang keluar adalah" wahai Allah berikanlah aku kesabaran, istriku kesabaran, keluargaku kesabaran atas keimanan ini ya Allah. Wahai Allah aku paham semua yang engkau berikan kepada kami adalah pengubur dosa-dosa kami yang begitu menggunung ya Allah..". 

Dan pak suyapto tidaak bisa menahan bulir-bulir air matanya ketika berkomunikasi dengan indah disetiap sepertiga malam terakhirnya. Sang istripun hanya dipembaringannya hanya bisa menatap sang laki-laki soleh ini dan ia tak bisa menahan air matanya dan apa yang dilakukan pak suyapto saat hari-hari. Dipagi hari sebelum ia berangkat bekerja, ia menggendong istrinya, ia memandikan istrinya, mengganti pakayan istrinya, menyuapi dengan tangannya sendiri makanan kemulut sang istri kemudian pak suyapto pergi bekerja. Siang hari ia kembali pulang kembali menatap sang istrinya, ia suapi dengan tangannya dan memasukkan kedalam mulut istrinya dan kembali bekerja. Sore hari pak suyapto kembali pulang dari bekerja, menghadap lagi kepada istrinya, dimandikan lagi istrinya..,digantikan lagi pakayan istrinya dan itu berlangsung selama 32 tahun. Dan setiap hari rutinitasnaya melayani sang istri..setiap malam ia memeluk dan mencium istrinya dan ia becerita apa yang ia lakukan sepanjang hari ia bekerja.

Sang istri memang tak bisa berkata-kata, tetapi dari tatapan matanya ingin mengatakan betapa ia sangat membutuhkan dan memerlukan sang suami itu terus menerus berada disisinya. Pak suyapto memang munkin tidak pernah bisa mendengar ucapan terima kasih dari istrinya. Tetapi ketika sang istri tersenyumlah kebahagiaan terbesar dari seorang suami yang setia ini, selama berpuluh-puluh tahun tak jarang teman-teman pak suyapto mengatakan.." mengapa engkau tidak menikah lagi? Mengapa engkau tidak mimilih wanita lain saja? Apa yang kau dapatkan dari seorang istri lumpuh dan bisu seperti dia yang tak bisa berucap dan tidak bisa melayanimu selama ini?..bukankah laki-laki harus dilayani??..bukan melayani sang istri seperti yang engkau lakukan.." maka apa yang dilakukan dan dijawab..,, pak suyapto tersenyum saja, tidak pernah membalas perkataan temannya itu.Tetap saja setiap hari yang ia lakukan setia berada disisi sang istri, pak suyapto memiliki 4 orang anak tapi ia memerintahkan anaknya ttap fokus belajar agar bisa menjadi orang..,,sementara ia sendiri  ditengah kesibukan bekerja mencari nafkah, melayani, melindungi, menyayangi sang istri. 

Dan sang istripun sakit secara fisikya tapi hatinya begitu bahagia mendapatkan suami seperti pak suyapto. Bertahun-tahun kemudian anaknya sudah tumbuh besar, mereka sudah menikah dan berpisah rumah dengan kedua orang tuanya itu, maka anak-anak inipun berkumpul kembali..datang kerumah pak suyapto dan ibunya. Dan anak-anak berkata padaa sang bapak.. "bapak sudah terlalu lama melakukan ini, kini saatnya bapak bahagia, menikahlah pak,,menikah dengan orang lain, menikah dengan wanita lain, agar bapak ada yang mengurusi, agar bapak ada yang melayani, agar bapak bahagia, tidak menghabiskan masa tua bapak dengan terus menerus mengurus ibu, kami ini sudah sukses pak,, izinkan kami merawat ibu pak,, kami ini sudah berhasil pak, izinkan kami membawa ibu kerumah kami biar bapak tenang bersama istri bapak yang lain, bersama istri bapak yang baru  ibu pasti setuju pak..kami tidak tega melihat bapak sudah tua renta ini yang terus mengurus ibu,..izinkan kami saja pak..(kata-kata keempat anaknya memohon kepada pak suyapto). 

Pak suyapto memandang anak-anaknya dengan lembut tatapan penuh kasih sayang. Kemudian..melemparkan pandangannya kearah istrinya yang tidak bisa bergerak diatas pembaringan, ( ia kembali menatap anak-anaknya).." law pernikahan hanya sekedar nafsu saja, sudah lama bapak tinggalkan ibumu ini, law pernikahan hanya sekedar nafsu saja sudah lama bapak menikah dengan orang lain nak..tapi pernikahan bukan hanya sekedar nafsu nak..aku ini bapak yang mencintai ibumu, kalau aku sudah mengatakan aku mencintai ibumu artinya aku akan menyerahkan seluruh waktuku, tenagaku, hartaku, hidupku untuk ibumu nak..ibumu ini berjuang mati-matian nak untuk melahirkan kalian,, bagaimana munkin aku meninggalkannya, ibumu ini mati-matian melahirkanmu nak?..mana munkin saat ia melahirkan buah hati kami lantas aku meninggalkannya, suami macam apa aku ini?..(kata pak suyapto sambil tak bisa membendung air matanya)" aku mencintai ibumu dikala sehatnya nak dan aku mencintai ibumu dikala sakitnya nak..itu janjiku pada saat akad nikah, berpuluh-puluh tahun yang lalu didepan manusia, di depan para malaikat aku berjanji akan selalu setia terus berada disamping ibumu dalam setiap kondisi, dalam setiap keadaan, dalam setiap sakitnya maupun dalam sehatnya, maka nak jangan nak suruh aku menikah dengan wanita lain..kau pikir aku bahagia ada wanita lain mengurusiku ? Tidak. 

Batinku ini bahagia ketika aku terus berada dsisi ibumu, disisi orang yang paling aku cintai dimuka bumi ini, maka izinkan aku terus merawatnya sampai akhir hidupku..tidak ada satupun orang yang memisahkan aku dengan ibumu wahai anakku kecuali perpisahan dari Allah swt. Jangan kau katakan lagi kata-kata itu karana aku Mencintai Ibumu Tanpa Syarat ( kata sang bapak) " ..maka metneteslah air mata dari keempat anaknya tersebut.

Bapak ini bukanlah orang biasa, bapaknya ini bukanlah laki-laki biasa, bapaknya ini penuh dangan komitmen mmenjaga pernikahan, bapak ini sungguh mencintai ibunya apa adanya. Dan bagaimana denga istri pak suyapto, maka melelehlah turunlah butir-butir dari matanya air mata yang tulus dan air mata yang seolah-olah mengatakan " Wahai suamiku betapa beruntungnya aku memiliki laki-laki setia sepertimu disaat aku merasa penuh kekurangan, disaat aku tidak semangat lagi melanjudkan hidup, kaulah yang senantiasa berada disisiku, laki-laki yang setia, laki-laki yang menjagaku disaat sehatku mupun disaat sakitku, disaat mudaku disaat tuaku, kaulah laki-laki terbaik"..maka pak suyapto memeluk istrinya, mencium kening istrinya " aku mencintaimu dan aku akan tetap setia berada disisimu wahai istriku " 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun