Mohon tunggu...
Siti NurRizkia
Siti NurRizkia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1

Mahasiswa S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prodi Pendidikan Biologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Kasus Positif Covid-19 Masih Tinggi Limbah Domestik dan Medis Meningkat

20 Desember 2020   19:27 Diperbarui: 20 Desember 2020   20:05 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Delapan bulan sudah berlalu sejak kasus pertama COVID-19 di Indonesia diumumkan Pemerintah Indonesia, tepatnya pada tanggal 2 Maret 2020. Sampai bulan Desember saat ini, kasus terkonfirmasi positif COVID-19 masih terbilang cukup tinggi. Kasus terkonfirmasi positif per hari berada dikisaran 4-7 ribuan orang.

Dilansir dari laman resmi Pemerintah Republik Indonesia covid19.go.id, (19/12/2020) data kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Indonesia per 19 Desember 2020 bertambah 7.751 orang. Secara keseluruhan angka kasus positif COVID-19 di Indonesia sampai saat ini mencapai 657.948 orang.

Kasus positif COVID-19 berbanding lurus dengan banyaknya limbah yang dihasilkan dari suatu usaha atau kegiatan manusia selama pandemi COVID-19 ini. Limbah tersebut baik yang berasal dari limbah domestik maupun limbah medis. Limbah domestik merupakan limbah yang berasal dari usaha atau kegiatan rumah tangga. Sedangkan, limbah medis merupakan limbah yang berasal dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan seperti rumah sakit, klinik, atau puskesmas. Namun, limbah medis juga dapat dihasilkan dari rumah tangga seperti bekas masker dan sarung tangan pada pasien terkonfirmasi positif yang melakukan isolasi mandiri. Tentunya hal tersebut harus menjadi perhatian khusus dalam menanganinya, sebab limbah tersebut berpotensi dapat menyebarkan virus corona.

Tidak dapat dipungkiri bahwa pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada beberapa wilayah di Indonesia membuat perilaku belanja masyarakat melalui daring meningkat. Berdasarkan hasil studi yang dirilis Pusat Penelitian Oseanografi dan Pusat Penelitian dan Kependudukan LIPI menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan peningkatan belanja daring khususnya pada warga Jabodetabek dan peningkatan dalam penggunaan layanan pesan antar makanan melalui jasa transportasi daring.

Sumber: Kai Pilger/Unsplash
Sumber: Kai Pilger/Unsplash

Belanja daring pada aplikasi e-commerce maupun media sosial atau belanja kebutuhan pangan dengan memanfaatkan jasa layanan pesan antar menghasilkan sampah plastik yang cukup banyak. Menurut LIPI yang dikutip dari laman resminya menyatakan bahwa sebesar 96% pesanan paket dibungkus dengan plastik tebal ditambah dengan bubble wrap dan selotip. Jumlah plastik pembungkus paket pada wilayah Jabodetabek lebih banyak daripada sampah plastik kemasan.

Sumber: Jonathan Farber/Unsplash
Sumber: Jonathan Farber/Unsplash

Peningkatan kasus positif juga mengakibatkan peningkatan jumlah limbah medis yang dibuang selama penanganan COVID-19. Rosa Vivien Ratnawati selaku Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyampaikan bahwa jumlah limbah medis selama pandemi COVID-19 meningkat sebesar 30-50% dan tercatat limbah COVID-19 yang dihasilkan dari laporan 34 provinsi sampai tanggal 15 Oktober 2020 mencapai 1.662,75 ton. Di lain sisi, beberapa daerah terutama yang berada di luar Pulau Jawa kapasitas pengolahan limbah B3 medis masih terbatas.

Dikutip dari Kajian Singkat Terhadap Isu Aktual dan Strategis melalui laman Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI bahwa kapasitas pengolahan limbah medis fasyankes di seluruh Indonesia baru mencapai 70,21 ton per hari dan kapasitas dari jasa pengolahan oleh pihak ketiga sebesar 244,08 ton per hari. Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan (fasyankes) dengan RS berjumlah 2.889, 10.062 puskesmas, 7.641 klinik, dan fasilitas lainnya seperti apotek, laboratorium kesehatan dan lain sebagainya, diprediksi jumlah limbah medis yang dihasilkan Indonesia per hari sebanyak 294,66 ton.

Kapasitas total dasar pengolahan limbah medis sebesar 314,29 ton per hari dengan 267,20 ton per hari dilakukan di pulau Jawa. Hal tersebut mengakibatkan tidak meratanya pengolahan limbah medis di Indonesia. Padahal, limbah medis perlu ditangani dengan cepat dan segera. Dalam hal ini, pemerintah dirasa perlu meningkatkan kapasitas pengolahan limbah medis fasyankes secara merata di seluruh wilayah Indonesia. Limbah medis dikategorikan ke dalam tiga jenis, yaitu limbah medis padat, limbah medis cair, dan limbah medis gas. Limbah medis termasuk ke dalam kategori limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Pengelolaan limbah yang tepat dan benar sangat diperlukan, sebab limbah B3 dapat mencemarkan dan membahayakan lingkungan hidup serta mengancam kesehatan dan kelangsungan hidup manusia ataupun makhluk hidup yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun