Mohon tunggu...
Prakasita Nindyaswari
Prakasita Nindyaswari Mohon Tunggu... Administrasi - Gula Jawa

Love coffee and cheesy jokes. Passionate in arts and cultures. International Relations graduate, but currently into Law.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Loyal terhadap Perusahaan di Kala Muda?

29 September 2018   14:12 Diperbarui: 29 September 2018   19:04 1333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hai! I'm back again. Saya ingin sharing nih mengenai lika-liku dunia pekerjaan yang mungkin berguna bagi para anak muda (seperti saya, hahaha). Oke, mungkin sedikit perkenalan ya. 

Saat ini saya berumur 27 tahun dengan 8 tahun pengalaman bekerja di total 3 perusahaan. Dua perusahaan pertama, saya bekerja untuk corporate, sedangkan yang ketiga sekaligus tempat bekerja saya saat ini adalah consulting firm. Selama 8 tahun tersebut, bidang saya linear yakni di bidang Manajemen Risiko. Demikian. Kembali ke topik awal. 

Di perusahaan pertama, saya bekerja selama 7 tahun, dari saya magang sampai akhirnya "lulus". Kurun waktu tersebut termasuk lama, dibandingkan dengan teman-teman saya yang sudah berpetualang dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya bahkan beberapa sudah menyandang posisi manajerial. Tanggapan beberapa teman saya kala itu beragam. 

Ada yang bilang, "Wow! Hebat banget bisa seloyal itu! Pasti benefitnya oke banget ya?", "Gila! Ilmu dan karir lo gak mentok tuh kerja kelamaan gitu?". Oke, saya akui, salah satu alasan mengapa saya bisa bertahan selama itu adalah karena benefit-nya lengkap. 

Gak perlu saya sebutkan di sini apa saja, tapi yang pasti cukup untuk memenuhi berbagai kebutuhan (primer, sekunder, tersier) apalagi di kala muda belia, bahkan sangat safe jika sudah berkeluarga. 

Until one day, out of nowhere, I realized that I don't have nothing to learn anymore. Ya, ada suatu titik dimana saya merasa sudah gak ada lagi ilmu yang bisa saya dapat. Kemungkinan untuk belajar hal lain ada sih, tapi harus menunggu sekian tahun lagi sampai promosi ke level berikutnya. 

Sebagai informasi, biasanya, jenjang karir karyawan di korporasi agak lama. Terdapat banyak faktor di dalamnya seperti "bagi-bagi kue" -- ini adalah istilah yang sering saya gunakan sebagai guyonan. Maksudnya, tiap departemen pasti ada budget untuk personnel, sehingga tidak bisa serta merta menaikkan level karyawan dalam jumlah banyak dalam satu tahun. 

Tergantung situasi dan kondisi bisnis departemen itu sendiri dan tentunya perusahaannya. Lalu, faktor lainnya adalah "ngantri". Harus nunggu yang atas pensiun dulu (misalnya) jika mau dipromosi. Haha. Di korporasi, gak bisa ada dua manajer dalam satu departemen. Jadi, harap bersabar. Haha. 

Selama 7 tahun saya bekerja di perusahaan pertama tersebut, saya merasa punya ilmu yang cukup untuk pindah ke perusahaan lain. Pokoknya merasa sudah "matang" apalagi bisa dibilang saya cukup diandalkan di perusahaan tersebut. 

Oke deh, akhirnya saya memutusan resign dan Alhamdulillah diterima di salah satu perusahaan konglomerasi dan ditawarkan posisi yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan sebelumnya. 

wutyzeloki.oramanageability.com
wutyzeloki.oramanageability.com
Wih, siap dong terima tantangan. Dan ternyata, memang kita gak boleh jumawa. Di atas langit masih ada langit. Tujuh tahun bekerja, ternyata belum tentu menjamin kita mendapatkan banyak ilmu. 

Saya hanya bekerja 4 bulan di perusahaan tersebut karena beberapa alasan (disclaimer: voluntarily resigned), tapi ilmu yang saya dapat hampir setara dengan saya bekerja 7 tahun. Terselip rasa menyesal mengapa saya dulu menunda keluar dari zona nyaman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun