Mohon tunggu...
Siswoko .
Siswoko . Mohon Tunggu... -

Seorang pendatang baru yang ingin belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berfikirlah Besar, Jika Ingin Menjadi Besar...

23 Desember 2010   09:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:28 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Terkadang kita jenuh, bosan dan enggan untuk mencari suatu 'perubahan' dalam hidup kita. Rasa monoton atau 'garing' itu lama kelamaan akan membuat kita jenuh dalam hidup. Malas untuk berubah, selalu berfikiran kecil.  'Sudahlah, beginipun bagus, masih banyak orang berada dibawah kita' begitulah kalimat penghibur diri jika kita hendak berfikir lebih besar lagi.

Berfikir besar adalah falsafah yang harus kita bawa untuk menjadi besar. Namun jangan kita berfikir kecil dan berkeinginan besar, kalau ini terjadi tentulah seperti 'keinginan besar, tapi tenaga kurang', sehingga hasilnyapun tidak besar. Mimpi disiang bolong lebih tepatnya.  Jangan menyerah dengan keadaan sehingga kita mewajarkan keadaan kita kalau hasilnya kecil. Berfikirlah secara besar, dan yakinkan kepada dunia bahwa 'saya berfikir besar karena ingin hasil yang lebih besar'. Karena hanya orang-orang yang berfikir besarlah yang kelak kemudian akan menjadikan dirinya besar.

Ketika belum punya alat tulis mesin ketik. Selalu kita berhayal, alangkah enaknya kalau punya mesin tik sehingga dengan itu, kita pasti bisa menulis dimanapun dan kapanpun kita mau. Namun apa yang terjadi, setelah kita memiliki mesin tik. Kemudian kita berfikir kalau saja saya memiliki laptop pasti lebih enak. Kemudian kalau sudah punya laptop pola berfikirnya menjadi lain, wah kalau saja ada modem yang bisa dihubungkan ke internet, pasti saya bisa nulis apa saja dan langsung dipublish ke media masa. Setelah ada modem, gimana ya kalau saya memiliki yang lebih canggih lagi, pasti akan lebih enak kerjanya. Padahal dia hanya berhayal terus tanpa berusaha memulai apa yang tadinya dia angankan. Sehingga hidupnya tidak akan pernah berubah, kecuali menghayal dan menghayal lagi.

Mestinya, sesederhana apapun yang kita punyai harus kita mulai dulu apa yang kita inginkan dengan keadaan dan situasi yang ada. Kemudian baru ditingkatkan dengan upaya untuk mendukung sesuatu tersebut dengan sebaik-baiknya sampai bisa menghasilkan seuatu yang berguna untuk orang banyak. Tuangkan ide-ide kita melalui tulisan sehingga bisa dikenal dan berguna bagi banyak orang. Kembangkan pemikiran-pemikiran besar kita sehingga bisa mempengaruhi orang lain dengan sesuatu yang baik. Berfikir dan berfikir terus sampai eksistensi kita diakui banyak orang karena pemikiran kita.

Dengan berfikir besar, maka semua peredaran darah, alat-alat fungsi tubuh kita dan organ tubuh kita akan memacu peredaran darah ke  seluruh tubuh kita untuk terus berusaha bagaimana mendapatkannya ide besar tersebut menjadi suatu kenyataan yang besar. Sehingga mau tidak mau, seluruh tubuh dan elemennya akan menstimuli arah hidup kita untuk menjadi besar. Tapi kalau kita berfikiran kerdil, maka begitu kecil jugalah keinginan kita untuk menjadi sesuatu yang berguna. Akibatnya orangpun akan mengecilkan kita dan harga kitapun menjadi kecil.

Tentu saja untuk berfikir besar harus diupayakan dengan selalu berfikir positif dan tidak 'under estimate' terhadap pemikiran orang lain. Apalagi berburuk sangka terhadap orang yang berbeda dengan pemikiran kita. Hal ini tentu saja dapat menghambat perkembangan diri kita untuk selalu berfikir besar. Karenanya berfikir besar harus dibarengi dengan selalu berfikir positif dalam segala hal. Sekarang marilah kita mulai sesuatu dengan berfikir besar  kalau memang kita ingin menjadi besar tapi tentu saja tidak mengecilkan peran orang lain didalamnya. Mumpung kita mulai dengan tahun baru 2011...kenapa tidak ?!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun