Mohon tunggu...
Siska Dwi
Siska Dwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Jember

Saya memiliki kegemaran untuk membaca buku fiksi dan menggambar.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Lebih Menghargai Hidup: Sebuah Panduan Untuk Mengatasi FOMO

9 Maret 2023   11:05 Diperbarui: 9 Maret 2023   12:04 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

"Fear of Missing Out (FOMO)" atau takut ketinggalan kian menjadi fenomena umum di masyarakat saat ini. Banyak orang merasakan kecemasan dan tekanan terus menerus. Terlalu sering memeriksa media sosial dan ponsel untuk tetap mengikuti perkembangan. Penggunaan media sosial yang berlebihan, memungkinkan kita untuk terus melihat pencapaian orang lain. Melihat pencapaian dan tren baru, dapat menyebabkan rasa kecemasan, gangguan dan tekanan yang konstan.

Terus menerut merasa taku tertinggal dapat menyebabkan gangguan psikologis, seperti depresi, stress, cepat Lelah dan gangguan tidur. Rasa cemas yang ditimbun akan menurunkan rasa percaya diri. Sehingga dapat mengganggu produktifitas. FOMO menjadikan kita lebih fokus kepada apa yang terjadi di luar sana, dari pada fokus terhadap diri.

Berikut adalah beberapa tips untuk menikmati hidup dan mengatasi FOMO:

  • Membingkai ulang prespektif yang kamu miliki

Alih-alih berfokus kepada pencapaian orang lain dan apa yang kamu lewatkan. Fokuslah kepada apa yang kamu miliki atau kerjakan, dan apa yang kamu syukuri. Kamu perlu tahu bahwa pengalaman setiap orang itu unik dan beragam. Ketahuilah bahwa yang kamu lihat di sosial media hanyalah potongan kecil dari kehidupan orang lain yang sudah difilter sebelumnya.

  • Beri Batasan diri dalam bersosial media

Media sosial merupakan contributor utama FOMO. Dikarenakan dapat memberi kesan bahwa setiap orang bersenang-senang dan menjalani kehidupan yang sempurna dan menyenangkan. Dengan membatasi penggunaan media sosial, kamu akan lebih berfokus pada momen kamu sendiri. Men "detoks" diri dari media sosial dapat mengurangi kecemasan dan rasa tertekan.

  • Berlatih welas asih kepada diri sendiri

Bersikaplah baik terhadap diri sendiri. Ingatkan kepada diri kamu bahwa tidak apa-apa untuk melewatkan banyak hal. Setiap orang memiliki momen masing-masing dan mengalami FOMO di beberapa titik kehidupan. Hindari menyalahkan diri sendiri dan berfokus, kepada apa yang kamu nikmati dan senangi. Sayangilah diri kamu, rasa takut tertinggal yang berlebihan akan merusak diri di kemudian hari. Hindari dan saring pendapat orang lain, atau pendapat orang lain terhadap kamu. Kamu adalah satu-satunya yang paham diri kamu.

  • Kembangkan rasa puas

Bersyukur merupakan alat yang ampuh untuk mengatasi FOMO. Dengan berfokus kepada apa yang kamu miliki saat ini, kamu dapat menghargai pengalaman dan mengurangi perasaan rindu terhadap apa yang tidak kamu miliki. Fokus kepada diri sendiri akan menjadi kunci yang bagus, daripada harus membandingkan diri sendiri yang berharga dengan orang lain yang belum tentu kita ketahui kehidupannya.

  • Prioritaskan waktu kepada hal yang disukai

Hindari selalu berkata "iya" kepada hal-hal yang sebenarnya tidak kamu sukai dan kamu keberatan atasnya. Prioritaskan kegiatan yang benar-benar peting untuk kamu. Kamu memiliki hak untuk menolak hal-hal yang sebenarnya tidak kamu sukai. Ini dapat membantumu merasa lebih puas dengan pengalaman dan mengurangi tekanan untuk terus berpatisipasi dalam segala hal.

  • Pertemanan dan relasi yang sehat

Lingkungan yang sehat akan membantu membangun hubungan yang lebih bermakna. Dengan saling terhubung dengan orang-orang di sekitar dapat melibatkan kamu dalam suatu hubungan yang otentik, kamu dapat menemukan tujuan dan makna yang membantu mengurangi FOMO.

Dengan tips ini, kamu dapat belajar mengurangi dan mengelola perasaan FOMO. Menemukan lebih banyak makna dan kepuasan dalam hidup kamu. Sayangi dan fokus kepada diri sendiri, karena diri sendiri berhak untuk diprioritaskan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun