Halo, Pembaca Kompasiana!
Setelah hampir dua bulan lamanya saya tidak mengunggah artikel, kangen rasanya menulis lagi di sini.Â
Harapan dan doa saya, Anda dalam keadaan sehat, ceria dan semangat beraktivitas, diliputi rasa bahagia dan sukacita. Aamiin.
Sedikit bercerita, pada Senin pekan lalu, tetangga baik menghubungi saya melalui whatsapp, menawarkan apakah saya berkenan apabila diberi kepala ikan tenggiri untuk dimasak.Â
Sebagaimana saya ketahui, tetangga memiliki usaha kuliner membuat Mpek-mpek dengan bahan dasar ikan tenggiri. Biasanya beliau memberikan kepada orang lain, tetapi kali ini tetiba ingat dengan saya yang suka dengan olahan ikan.
Tentu saja saya antusias menerima tawaran tersebut. Ya, daripada kepala ikannya dibuang, sayang, kan? Meski saya belum terlintas bakal diolah seperti apa, segera saja tetangga datang ke rumah membawa seplastik penuh kepala ikan tenggiri yang sudah terbelah dua masing-masing potongannya.
"Keluarga kami hanya suka bagian badannya mbak, semua tidak suka kepalanya," demikian beliau menjelaskan.
Baiklah. Sebelum masuk ke frezzer, saya pilah satu bungkus plastik besar tersebut menjadi dua bagian, agar kelak mudah mengolah masakannya secara bertahap.
***
Saya memiliki katering langganan yang sering mengantarkan masakan matangan ketika melakukan pemesanan saat saya beraktivitas di luar rumah. Kesempatan saya masak sendiri hanya di akhir pekan.