Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Serunya Bertengkar dan Bersaing Justru Bikin Kangen!

8 April 2021   18:15 Diperbarui: 8 April 2021   18:18 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: https://childstudy.org

***
Ada juga pertengkaran antara Mbak Ida dengan Mbak Asti (kakak di atas persis Mbak Ida). Selisih usia hanya dua tahun saja. 

Saat bandel masa kanak-kanak, suatu hari mereka berdua bersiap mengambil buah kersen. Deretan pohon ini berjajar di sepanjang jalan perumahan dinas tempat tinggal kami zaman itu. 

Mbak Asti yang memang tomboy, lihai naik ke pohon, cekatam mengambil buah berbentuk bulat kecil tersebut dan meminta Mbak Ida yang menunggu di bawah untuk menampung hasil petikannya.

Tiba-tiba saja, Mbak Asti kebelet pipis. Saking gak tahan, terkencinglah ia dari atas, air seninya tempias ke tubuh Mbak Ida. Si Kakak terkekeh dengan ulahnya sendiri, si Adik misuh-misuh kena cipratan bau pesing! 

Terjadilah pertengkaran kecil sepanjang perjalanan pulang ke rumah. Namun, kembali akur ketika Mbak Asti menyuapi Mbak Ida dengan penuh kasih sayang saat mereka berdua makan siang.

***

Saya pun pernah ribut besar dengan keponakan era perkuliahan. Saat liburan semester, saya pulang kampung. Dua keponakan yang tinggal bersama neneknya (ibu saya) sedang masa aktif pembelajaran. 

Bukannya mencicil belajar untuk persiapan ujian kenaikan kelas, mereka malah asyik baca bertumpuk-tumpuk komik Kung Fu Boy. Saya mengomel habis, sok menasehati tentang masa depan dan bla bla bla idealnya mendapat nilai terbaik. 

Komik saya sita, mereka menolak keras bacaannya diamankan. Saya gak mau tahu dan sok kuasa pula. Mereka ngomel, ngambek dan belajar dengan bersungut. Saya berjanji mengembalikan kelak jika ujian sudah selesai.

Sembari mereka belajar di sekolah, diam-diam saya baca komik tersebut, dan malah keasyikan. Akhirnya saya luluh, isinya selain menghibur, juga ada nilai-nilai kebaikan diantara kisah-kisah konyolnya. Saya izinkan mereka membacanya sebagai hiburan usai belajar. Mereka ceria, kami pun akur lagi.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun