Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Jalan-jalan ke Negeri Romantis melalui "Insight Germany: Cakrawala Negeri dan Budaya Jerman"

6 April 2021   12:00 Diperbarui: 6 April 2021   12:19 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar Dok.Pribadi melalui olah InCollage

Menikmati cerita yang mengalir dari jemarinya, saya serasa di ajak jalan-jalan menyusuri kota-kota atau pedesaan yang beliau suguhkan dengan segala keelokan dan kekhasannya. Bremen, Stuttgart, Bauernhorf, Mannheim, Berlin, Frankfurt, Dusseldorf, juga Koln (Cologne).
Selain berbagi kisah tentang Zentralmoschee, Masjid Sentral Cologne Jerman, Mbak Hennie juga bertutur tentang kota yang terkenal dengan parfum 4711, Eau de Cologne (Water from Cologne).

Buah tangan dari sahabat saat berkunjung ke Jerman (Dok.Pri)
Buah tangan dari sahabat saat berkunjung ke Jerman (Dok.Pri)

Saya langsung teringat minyak wangi jadul milik ayah dan ibu. Ya, parfum angka saya menyebutnya. Namanya unik menurut saya, karena nama parfum biasanya menyebut sebuah kata, tapi parfum ini menunjukkan angka. Maka ketika suatu masa sahabat-sahabat yang berkesempatan berkunjung ke Jerman, saya dapat buah tangan dari  mereka berupa parfum tersebut. Sayangnya, kotak dan botolnya sudah kebuang, hiks. Karena sudah habis terpakai. Saya hanya sempat memfoto oleh-oleh yang belum saya buka, masih berbungkus plastik dan pita.

***

Tulisan-tulisan Mbak Hennie yang mengeksplor tentang Jerman, membuat saya mengusahakan mampir di setiap unggahannya. Saya jadi terkenang dengan Guru Bahasa Jerman, terbayang kembali aktivitas ayah saya yang dulu sering mendampingi tamu dari Belanda atau Jerman. Ya, saat kunjungan pemeliharaan dan inspeksi mesin-mesin pabrik gula di era 80-an, ayah menjadi penerjemah bagi administratur dan karyawan. Bahkan ketika membaca bagian ulasan museum, kegiatan liburan pedesaan, pameran mobil dan teknologi lainnya, saya membayangkan jalan-jalan kesana bersama ayah, didampingi tamu-tamu yang dulu berkunjung ke rumah dinas kami di Pabrik Gula. Hehehe, berandai-andai sejenak, dalam hati berucap aamiin, semoga kesampaian deh cita-cita bisa jalan-jalan ke sana.

Mbak Hennie memperkenalkan budaya dan ragam kisah tentang Jerman langsung dari negeri asal belahan jiwanya. Setiap isi tulisannya di buku ini, benar-benar saya nikmati, membayangkan menyusuri setiap sudut kota bersamanya, aktivitasnya, suasananya. Beliau piawai menuturkan cakrawala negeri kedua baginya. Bahkan segala jenis aturan unik yang diberlakukan disana, dituturkan agar kita memiliki pengetahuan atas ketentuan yang diterapkan di negara tersebut. Minimal menjadi modal buat kita yang suatu saat mendapatkan kesempatan berkunjung ke Jerman.

Memeluk Buku dengan Cinta (Dok.Pri)
Memeluk Buku dengan Cinta (Dok.Pri)

Semoga Allah panjangkan umur kami, kelak saya bisa berkesempatan bertemu dengan Mbak Hennie, memeluknya dengan sepenuh kehangatan, sehangat aliran cerita beliau yang sangat terasa di setiap barisnya.

Terus berkarya, Mbak Hennie!
Terus berbagi kisah menarik dan inspiratif!
Semoga saya pun bisa mengikuti jejaknya, menulis, menulis dan terus menulis, berbagi cerita yang menggugah semangat. Dan tentunya, doa saya, bisa beneran ya jalan-jalan ke Jerman. Aamiin.

Wah, musti belajar bahasa Jerman lagi, nih!

Terima kasih atas kesempatannya sehingga saya bisa memiliki bukunya, Mbak. Siap menunggu buku-buku berikutnya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun