Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Andai Lebih Panjang, Andai yang Baru, Andai Semuanya

11 Februari 2021   17:51 Diperbarui: 11 Februari 2021   18:39 667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: istockphoto.com

Pada suatu masa, terdapat seorang sahabat Nabi SAW  bernama Sya'ban yang selalu melakukan sholat subuh berjamaah bersama Rasulullah dan para sahabat lainnya. Ia memiliki kebiasaan, sebelum Bilal mengumandangkan adzan, ia telah berada di masjid, bersiap diri untuk melakukan sholat.

Karena selalu hadir lebih dahulu, supaya tidak menghalangi atau menyusahkan orang lain ketika beribadah, maka ia selalu mengambil posisi di shaf pertama di sebelah kanan, dipojokan.

Bukan bermaksud untuk mencari tempat sandaran, namun supaya tidak merepotkan orang, gak usah pindah atau geser ke sana-ke sini ketika sholat akan dimulai. Bahkan Rasulullah dan para sahabat hafal dengan kehadirannya, pojok kanan, di sanalah tempat Sya'ban setiap kali shalat berjamaah.

Suatu kala, selesai sholat subuh, Rasulullah tidak mendapati Sya'ban ada di tempat biasanya. Lalu beliau bertanya kepada para sahabat tentang ketidakhadirannya, namun tak satu pun yang tahu kabarnya. Rasulullah bertanya, "Adakah diantara kalian yang tahu, dimana rumah Sya'ban?"

"Saya tahu, ya, Rasulullah," seorang sahabat mengacungkan tangan.
"Baiklah, mari kita segera menegoknya. Barangkali saja ia sedang sakit."


Berapa lama perjalanan dari Masjid Nabawi menuju ke rumah Sya'ban? Dalam sebuah hadist diriwayatkan bahwa Rasulullaah SAW sampai di sana setelah matahari sedikit menyengat badan, sekitar waktu Dhuha. Antara pukul delapan atau sembilan. Berarti jarak Masjid Nabawi ke rumah Sya'ban membutuhkan waktu sekitar tiga jam.

Bayangkan, setiap harinya, Sya'ban berjalan menuju ke masjid guna sholat subuh berjamaah bersama Rasul dan para sahabat, membutuhkan waktu sekitar tiga atau empat jam, bahkan dirinya selalu mengusahakan hadir sebelum sebelum Bilal mengumandangkan adzan. MasyaAllah! Allahu Akbar!

Maka diketuklah pintu rumah Sya'ban, keluarlah istrinya, menemui Rasul dan sahabat.

Beliau bertanya pada istrinya, dimana Sya'ban berada? Mengapa ia tidak datang sholat subuh berjamaah hari ini?

Istrinya menyampaikan bahwa Sya'ban tidak hadir sholat subuh berjamaah karena tadi malam ia telah meninggal dunia, berpulang kepada Rabb-nya. Innalillaahi wa inna illayhi raaji'uun

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun