Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Ora Ngapak, Ora Kepenak: Jam Weker

23 Oktober 2020   07:08 Diperbarui: 23 Oktober 2020   07:34 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Posisi duduk saling berhadapan. Mulai dari tukang sayur dengan dagangannya pula, pelajar, pegawai. Yah, kira-kira sembilan orang berjejal duduk di belakang dan dua penumpang duduk di kursi depan, di samping supir.

Akhirnya, setelah 45 menit kemudian, angkot sudah penuh terisi. Sampai-sampai si kernet cuma bisa nangkring di lantai angkot.
"Okeee! Haaayuk, mangkaaat! Wis awan kiyeeehh!" teriak si kernet. (Oke! Ayo, berangkat! Sudah siang nih!).

Supir sigap menghidupkan angkotnya, mengucap Bismillah, lalu bertanya pada penumpang yang duduk disampingnya, "Jam pinten niki, Mas?" (Jam berapa sekarang, Mas?)

"Wah, ora duwe jam tangan. Lagi ora nganggo kyeh." (Wah, ga punya jam tangan. Lagi engga pakai nih.)

Supir menengok ke belakang. "Ana sing nggawa jam?" (Ada yang bawa jam?)

Sesama penumpang, termasuk diriku, saling lempar pandang, dengan isyarat mata mencari-cari siapa diantara penumpang yang membawa jam. Dan ternyata, tak ada satu pun yang membawa!

"Laka sing nggawa, mas! Wes, gagiyan mangkat baeee!" teriak salah satu penumpang (Ga ada yang bawa, Mas! Sudahlah, buruan berangkat aja).

Tiba-tiba si supir membalikkan badan, menghadap padaku --yang kebetulan duduk persis di belakang supir, "Mbak, masa mboten betho jam?" (Mbak, masa ga bawa jam?)

Dengan gerakan slow motion, aku membuka tas yang kupangku. Semua mata menatap diriku, seperti bingung. Ditanya bawa jam apa ngga, kok malah buka tas, bukannya melirik ke pergelangan tangan.

Aku cuma mengintip jam wekerku, tanpa harus mengeluarkannya dari tas. Namun, ternyata tanganku sedikit mengangkat jam weker sehingga menyembul dan terlihat oleh sebagian penumpang, terutama yang duduk di sebelah.

"Jam sewelas!" Kusahut sambil senewen karena sudah lama menunggu angkot ga berangkat juga. (Jam sebelas).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun