Mohon tunggu...
Siska Aningdiyah
Siska Aningdiyah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang yang hobi menyuarakan pikiran, pendapat, dan uneg-uneg melalui sebuah tulisan

Hidup ini butuh hiburan serta liburan bukan hanya sekadar lemburan dan pikiran sehingga menjadi refresh bukan stress

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

[#NgopiNi] Kami Pantas Mendapatkan Hak Kami

24 November 2019   10:54 Diperbarui: 24 November 2019   10:57 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Pernahkah kalian merasa insecure ketika berjalan di pinggir jalan atau ketika mengendarai sepeda? Apalagi jika tidak terdapat trotoar yang bisa digunakan oleh kita sebagai pejalan kaki. Atau tak ada jalur khusus bagi pesepeda. Pasti was-was dong. Kenapa kok bisa was-was?

Itu karena kita sebagai pejalan kaki harus berbagi jalan dengan para pengendara kendaraan bermotor. Begitupun para pengendara sepeda. Mereka juga harus berbagi jalan dengan pengendara kendaraan bermotor juga. Tak jarang pengendara bermotor bersikap brutal dalam menguasainya jalanan. Seakan-akan yang tak brutal tak dapat jalan, seperti itu.

Pernahkan kalian berangan-angan jika negara ini bisa seperti negara lain yang memberikan prioritas bagi pejalan kaki dan pesepeda? Bukankah akan terlihat lebih asri? Karena jika itu terjadi, emisi gas buang pasti akan dapat berkurang, dan itu mampu menurunkan kadar polusi utamanya udara. Sungguh indah rasanya jika di negeri ini mampu menerapkan hal semacam itu dan terlebih jika masyarakat bisa mendukungnya. 

Tak jarang trotoar-trotoar yang ada tidak digunakan oleh pejalan kaki justru digunakan sebagai tempat berjualan. Kalau menurut saya itu cukup menganggu pejalan kaki sih.

Kadang ada juga yang menggunakan trotoar sebagai tempat parkir motor. Kalau kondisi sudah seperti itu, biasanya pejalan kaki harus mengalah, kalau tidak melewati sela-sela yang ada, ia memilih turun ke pinggir jalan untuk melanjutkan perjalanannya. Saya pun pernah melihat ada jalanan yang tak dilengkapi dengan trotoar di pinggirnya.

Dan itu membuat pejalan kaki jika harus melewati jalan tersebut, mereka harus menepi dan ekstra berhati-hati untuk mengalah dengan pengendara motor. Saya juga tidak terlalu paham mengapa ada jalan yang tidak dilengkapi dengan trotoar, entah itu karena sebuah aturan, atau memang belum di lengkapi saja. 

Kemudian untuk peseda. Saya sendiri gemar bersepeda. Terkadang saya merasa was-was jika sedang bersepeda, terlebih melewati jalanan yang ramai. Mengapa? Karena ketika saya akan menyabrang jalan terkadang saya tak mendapat kesempatan karena jalanan terlalu ramai oleh pengendara kendaraan bermotor.

Saya harus cukup sabar menunggu kesempatan untuk menyabrang dan juga ekstra berhati-hati jikalau ada pengendara yang dari sisi kanan atau kiri dengan kecepatan tinggi menyalip kendaraan yang lain tanpa melihat di depannya ada apa.

Karena pernah kejadian kepada Ibu saya, tapi Ibu saya tidak mengendarai sepeda melainkan motor, ketika beliau akan menyebrang dibantu oleh satpam, masih saja kecolongan dari arah samping kirinya melaju motor dengan kecepatan tinggi yang dikendarai oleh seorang pelajar menerobos satpam yang membantu Ibu saya menyabrang, dan apa yang terjadi? Ibu saya tertabrak olehnya, untung Ibu saya tidak kenapa-napa, hanya saja lecet-lecet kaki dan tangannya. 

Dan yang menjadi permasalahan saya saat ini, saya berpikir mengapa pengendara seakan melupakan kata safety disetiap perjalanannya. Safety untuk dirinya dan orang lain. Bukankah tak ada kata yang lebih indah daripada selamat sampai rumah? Bukankah aturan berkendara sudah ada? Mengapa tak dipatuhi? Marilah kita sadar aturan, toh itu juga untuk keselamatan kita kan. 

Sebenarnya disini bahasan saya cukup random, karena saya membahas mengenai pejalan kaki dan pesepeda untuk mendapatkan haknya yaitu jalanan yang aman serta fasilitas yang memadai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun