Mohon tunggu...
Raden Siska Marini
Raden Siska Marini Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Prodi PIAUD di STIT Islamic Village

Punya cita-cita menjadi penulis buku dan aktivis perempuan. Entrepreneur sejati.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pemerintah, Ambilah Peranmu

30 Maret 2020   19:32 Diperbarui: 30 Maret 2020   19:28 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Virus corona seolah pembunuh berdarah dingin yang membunuh bangsa kita pelan-pelan. Bukan hanya bangsa kita tapi juga dunia internasional.

Wabah ini pelan-pelan melumpuhkan sektor ekonomi karena membatasi ruang gerak kita semua. 

Bagi saya, yang seorang rakyat biasa dan tidak punya power apa-apa. Saya menilai pemerintah pusat lamban sekali dalam menangani penyebaran virus ini. Pemerintah bukan tanpa gerakan, saya tetap mengapresiasi usaha pemerintah. Tapi memang geraknya lamban sekali. 

Jika diibaratkan virus ini ular berbisa, pemerintah hanya mampu menghimbau rakyatnya untuk menjauh dari kejaran ular tersebut bukan berusaha melindungi rakyatnya dengan cara jitu, misalnya membunuh si ular berbisa tersebut. 

Disatu sisi, yang berusaha memahami kalau pemerintah pasti dilematis sekali. Ada banyak pertimbangan yang harus dipikirkan sebelum memutuskan sebuah keputusan. Indonesia negara yang sangat luas, jumlah rakyatnya yang banyak sekali dan dengan keadaan ekonomi yang beragam.

Dear pemerintah ku sayang, apa kamu tidak punya uang jika harus melakukan lock down sehingga hanya bisa mengeluarkan sekedar himbauan. 

Saat para perantau dilarang pulang ke kampung halamannya. Apa pemerintah punya solusi atau sekedar melarang? Analogi sederhananya begini, dia pedagang makanan keliling yang omsetnya jauh menurun bahkan bisa dibilang tidak punya omset.

Jika dia harus bertahan diperantauan biaya dia sekali makan mininal 12 ribu. Jika dia sehari 2 kali makan maka sehari dia menghabiskan 24 ribu. Nilai yang jika dia pulang kampung biaya segitu bisa cukup untuk makan satu keluarga. Mari kita lihat dari sisi ini. Jangan hanya menyalahkan.

Anak kost, pedagang makanan keliling, driver online dan banyak orang lainnya yang sebenarnya ingin bertahan tapi dia tidak punya pilihan karena hajat hidupnya tidak ada yang menanggung.

Orang-orang yang memilih bekerja keluar saat pemerintah menganjurkan untuk #StayAtHome sesungguhnya mereka bukan sedang menantang maut. Mereka sedang dilema seperti pemerintah. Tapi jika mereka tidak keluar, mereka mungkin tidak mati kena virus tapi mereka bisa saja mati kelaparan.

Dear pemerintah ku sayang, apa kamu memang tidak memiliki dana jika harus melakukan lock down dan menanggung hajat hidup rakyat Indonesia? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun