Mohon tunggu...
Siska Amelia
Siska Amelia Mohon Tunggu... Lainnya - Freelancer

Autophile

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Pendosa Menasihati, yang Dinasihati: Sok Suci!

29 September 2022   19:39 Diperbarui: 29 September 2022   19:41 1058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

KETIKA PENDOSA MENASIHATI, YANG DINASIHATI: SOK SUCI!

Benarkah sebuah nasihat harus datang dari seseorang yang sempurna? Jika demikian, apakah masih ada orang yang pantas menasihati sesama manusia di akhir zaman yang serba krisis ini terutama krisis moral? Tentu saja tidak  ada, karena sejatinya setiap manusia adalah pendosa. Namun mirisnya ketika ada yang berusaha mengajak ke jalan kebaikan dan berusaha menarik kita dari jurang kehancuran dan lembah kefanaan, kita malah menyerangnya dengan kata "Sok Suci".  Hei! Stop mempertahankan kesalahanmu itu dengan berlindung di balik kata sok suci ketika ada orang baik yang mau menasihati. 

Orang yang menasihati itu mungkin memang tak sesuci perkataannya, mungkin ia adalah manusia dengan catatan sejarah kelam yang pernah melakukan kesalahan besar, mungkin ia adalah orang yang sudah pernah jatuh dalam titik terendah kehidupan, mungkin ia telah banyak menelan pahit getir kehidupan, mungkin ia pernah hancur karena keadaan, pernah putus asa karena kenyataan, pernah kecewa karena harapan, dan  segala kemungkinan-kemungkinan lainnya. 

Sehingga itu semua menyebabkan takdir menghadiahinya sebuah pelajaran dari pengalaman panjang yang tak terlupakan. Berbekal dari pengalaman itulah ia berusaha untuk menasehatimu agar kau tak terjatuh ke dalam lubang yang sama. Namun sayang, itikad baik itu malah kau lukai dengan hunusan kata yang mengiris hati.

Sudahkah kau berkaca diri, instropeksi perihal mengapa sulit sekali menerima masukan dari orang lain? Mungkinkah karena egois atau karena terlalu mencintai diri dan beranggapan bahwa penilaian orang lain tidak penting? Self love memang penting, mencintai diri dengan segala kekurangan dan kelebihan. Namun bukan berarti semua pendapat orang lain pantas diabaikan. Maka dalam hal ini cobalah untuk menjadi smart person dalam memfilter pendapat atau kritikan orang lain. Sehingga masukan positif atau nasihat dari orang lain tersebut dapat membantumu untuk upgrade diri menjadi lebih baik lagi, bukan sebaliknya yang malah mencaci orang yang memberikan nasihat.

Orang yang memberikan nasihat itu memang punya kekurangan, mustahil juga sempurna karena ia juga hanya manusia biasa. Namun setidaknya, dengarlah nasihat yang ia sampaikan dan bukan menjudge kelakuan orang itu tidak sesuai dengan nasihat yang ia sampaikan sendiri. 

Mungkin ia memang pernah melakukan kesalahan yang serupa, tapi ketika ia mampu meyampaikan nasihat yang bijak bukankah itu artinya bahwa ia sudah bertobat? Kalaupun ia masih berbuat salah, kau bisa mengingatkannya. Bukankah saling mengingatkan itu indah? Kau mengingatkannya dan dia mengingatkanmu. Sangat indah bukan?

Dalam agama islam bahkan sangat dianjurkan untuk saling nasihat-menasihati. Nasihat hendaknya disampaikan dengan cara yang baik agar dapat diterima dengan baik pula dan tidak menyinggung perasaan orang yang dinasihati sehinga dapat mendatangkan kebaikan bagi yang menyampaikan dan yang menerima. Nasihat dapat menjadi media dakwah yang tepat dan alat pendidikan yang baik bagi manusia. 

Oleh karena itu jangan menutup telinga ketika ada orang yang menyampaikan nasihat, tapi sebaliknya bukalah telinga lebar-lebar. Eits! Jangan sekadar buka telinga saja ya, yang masuk melalui telinga kanan dan keluar melalui telinga kiri, tapi hatinya juga harus dibuka agar nasihat yang didengar dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Ayat Al Qur'an yang memeirmtahkan untuk saling nasihat-menasihati diantaranya terdapat dalam surat Adz Dzariyat ayat 55 yang artinya "Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman." Selain itu ada juga sebuah hadis yang artinya, "Barang siapa mengajak kepada kebaikan, maka ia akan mendapat pahala sebanyak pahala orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Sebaliknya, barang siapa mengajak kepada kesesatan, maka ia akan mendapat dosa sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka muslim no. 4831).

Nasihat adalah kado terindah dari seseorang. Jika kado lain yang berwujud benda bisa hilang, habis terkikis, atau mungkin bahkan tak berguna lagi disuatu masa nanti. Namun itu semua beda halnya dengan nasihat yang akan melekat sepanjang hayat. Oleh karena itu, ketika ada yang memberimu kado indah tersebut jangan menodongnya dengan kata sok suci, karena itu demi kebaikanmu juga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun