Mohon tunggu...
Siska Selviya
Siska Selviya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Andalas

Bahasa, seni, dan teater

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fungsi Makanan Tradisional Pada Pesta Pernikahan Adat Jawa

2 Desember 2022   07:14 Diperbarui: 2 Desember 2022   07:19 2187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makanan tradisional sebagai bagian dari folklor mempunyai spesiikasi terkait dengan pemerolehan makanan tersebut. Di samping itu terdapat spesiikasi makanan tradisional berdasarkan fungsinya, yaitu makanan tradisional yang berupa masakan khusus yang dimakan, untuk sesaji, dan untuk pesta, serta kesempatan khusus. Kali ini saya ingin membahas apa fungsi makanan tradisional untuk acara khusus seperti pesta pernikahan, kelahiran bayi, ataupun syukuran yang ada pada tradisi masyarakat Jawa. 

Tradisi Jawa mengenal acara khusus berkaitan dengan pernikahan, kelahiran bayi, sunatan, syukuran. Acara tersebut bersifat pesta. Pada waktu tersebut makanan tradisional menjadi pilihan untuk hidangan. Pada masyarakat Jawa terutama DIY dan Jawa Tengah, masakan tradisional yang dihidangkan biasanya nasi puih, sambal goreng daging, kerupuk, acar, maupun oseng-oseng buncis, dan daging empal, sedangkan untuk makanan kudapan biasanya adalah wajik, gemblong, lemper, jenang, dan emping.

Jadah dan wajik merupakan makanan yang terbuat dari beras ketan. Jika dilihat dari bentuk, keduanya memang terlihat sama, tetapi aslinya berbeda. Jadah biasanya berwarna putih dengan rasa yang sedikit gurih, sementara wajik berwarna cokelat dengan rasa yang manis. Makanan ini memiliki arti secara khusus dari tekstur yang dihadirkan. 

Jadah dan wajik memiliki tekstur yang sangat lengket. Hal ini berarti agar pasangan suami dan istri bisa selalu tetap lengket dan bersama selamanya. Jenang diartikan sebagai ucapan syukur kepada sang pencipta dari sang pemilik acara. Makanan ini memiliki tekstur kenyal dan rasa yang manis. Selanjutnya yaitu Lemper, merupakan makanan yang dibungkus daun pisang, berbahan dasar ketan dan berisi abon ini juga sering ditemui diacara pernikahan masyarakat Jawa. Tidak ada makna khusus perihal kenapa lemper menjadi makanan yang selalu ada diacara pernikahan adat Jawa. Itulah alasan kenapa jadah, wajik dan jenang menjadi kue atau makanan yang selalu ada di adat pernikahan Jawa. 

Untuk acara selamatan, masakan disajikan dalam bentuk "besekan". Adapun isinya biasanya adalah apem, ketan, kolak, oseng- oseng buncis, bakmi, suwiran ingkung, urap, telur rebus, tempe bacem, peyek teri, peyek kacang, kerupuk, sambal gireng. Selain itu dalam tradisi Jawa terdapat selamatan dalam skala besar berupa upacara-upacara tradisi yang kemudian diakhiri dengan kembul bujana.Adapun makanan yang disajikan biasanya adalah gudangan, tempe, tahu, ingkung, apem, bakmi, kerupuk, peyek, dan bregedel.

Fungsi makanan khas daerah adalah sebagai ciri khas dari daerah itu sendiri, menjadi budaya turun temurun, dan menjadi sumber mata pencarian penduduk di sekitar daerah tersebut. Kita sebagai generasi penerus sudah seharusnya melestarikan budaya tersebut. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun