Mohon tunggu...
Susilawati
Susilawati Mohon Tunggu... Dosen - Penggiat Medsos. Sadar Berbangsa dan Bernegara. Jadilah pemersatu.

Penggiat Medsos. Sadar Berbangsa dan Bernegara. Jadilah pemersatu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Prinsip dan Sistem Nilai yang Terjaga Baik

8 April 2021   05:40 Diperbarui: 8 April 2021   05:42 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Prinsip adalah kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak dan sebagainya (KBBI). Sistem nilai adalah konsep atau gagasan menyeleksi mengenai apa yang hidup dalam pikiran seseorang atau anggota masyarakat, tentang apa yang dipandang baik, berharga, penting dalam hidup serta berfungsi sebagai pedoman yang memberi arah dan orientasi pada kehidupan masyarakat (http:/www.kompas.com).

Kekuatan keyakinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai ketua umum partai Demokrat saat ini tentu berpegang teguh pada prinsip, mengedepankan aturan hukum maupun etika moral sebagai sistem nilai. Apalah arti sebuah perjuangan jika tidak memiliki prinsip dan berpegang pada sistem nilai, justru akan merubuhkan perjuangan itu sendiri. Dengan terjaganya sistem nilai yang baik akan memberikan kemanfaatan lebih luas bagi khalayak.

Setahun kepengurusan Demokrat pimpinan AHY terus berjuang membantu rakyat apalagi dalam situasi pandemi wabah yang mengancam kehidupan manusia. Di awal masuknya wabah virus ke Indonesia saat itu,  tidak dilakukan upaya lock down bagi wilayah pandemi terbesar hingga menyebar ke wilayah lainnya di Indonesia. Jumlah masyarakat Indonesia yang terinfeksi virus per 6 April 2021 telah mencapai 1.542.516 orang, sembuh sebanyak 1.385.973 orang dan meninggal 41.979 orang (KPCPEN). Angka yang terus bertambah walau vaksin sudah ada namun tidak serta merta membuat virus hilang.

Partai Demokrat berfokus membantu masyarakat Indonesia (skala nasional) bagi mereka yang paling terdampak utamanya terhadap kesehatan, keselamatan dan ekonomi. Terus berfokus pada misi kemanusiaan tanpa mengenal lelah. Namun tidak diduga adanya gangguan yang muncul di saat sedang berjuang membantu orang lain/masyarakat. Cukup terkejut atas adanya upaya dari segelintir kader yang didukung pihak eksternal ingin melemahkan kepemimpinam AHY. Sejatinya orang yang tidak memberi manfaat bagi lingkunganlah yang dilemahkan, bukan sebaliknya justru pemilik jiwa besar sebagai bentuk tanggung jawab atas dasar kemanusiaan. Alangkah ironi melihat orang-orang yang memiliki arah pikir melenceng demi ambisi pribadi, justru merontokkan sistem nilai dalam kehidupan demokrasi. Terbukti upaya yang dilakukan karena tidak berpegang pada prinsip dan sistem nilai (terus melakukan kebohongan), mengalami pelemahan dengan sendirinya karena tidak didasari dengan pondasi yang baik dan benar, tidak mengedepankan aturan maupun etika moral berdampak merusak sistem nilai secara keseluruhan. Kelompok demikian terus membangun perjuangan atas dasar ketidak jujuran karena diawali dengan niat dan cara yang buruk, serta merugikan orang lain yang memiliki hak politik sama di ruang demokrasi.

Pentingnya dalam sebuah organisasi memiliki rambu-rambu yang ditaati oleh semua anggota yang ada di dalamnya. Dengan begitu selalu sadar dan terjaga bahwa ada tujuan bersama yang hendak dicapai serta menjalankan prosesnya hingga sampai pada tujuan secara bertanggung jawab. Sebagai manusia dewasa yang beraqal apalagi dalam satu organisasi yang sama tentu sudah memiliki pemahaman tentang arah dan tujuan organisasi yang disepakati (visi dan misi), tinggal bagaimana mengimplementasikan pada proses pencapaiannya. Otomatis jika menjalankan proses dengan berpegang pada sistem nilai maka tujuan tercapai sesuai harapan dan efektif. Inilah budaya dalam organisasi yang menjadi pegangan bagi siapapun yang ada dalam organisasi manapun.

Di era digitalisasi yang terus berkembang dan semakin modern seharusnya diikuti dengan sikap perilaku manusia sebagai pengguna teknologi dengan menjunjung nilai-nilai bersama agar kehidupan jauh dari ricuh dan konflik yang membuat keadaan semakin sulit. Perkembangan teknologi informasi menjadi sebuah bencana bagi orang yang berpikir dan bertindak negatif dan sebagai anugerah bagi mereka yang berpikir dan bertindak positif. Jika mampu kedepankan etika dan moral sebagai pengendali diri, maka akan memberi efek manfaat bagi diri dan lingkungannya.  

Seperti persoalan yang dihadapi partai Demokrat pimpinan AHY oleh gerakkan pengambil alihan kepemimpinan partai Demokrat (GPK-PD) yang sama sekali tidak lagi mengindahkan aturan yang berlaku. Secara brutal terus menerabas aturan serta etika moral yang sejatinya dijunjung tinggi. Itulah ego yang akhirnya menjatuhkan mereka sendiri akhirnya. Tidak lagi berpikir panjang dan hati-hati, jika dilist banyak sudah aturan yang mereka tabrak baik secara material maupun immaterial berdampak pada perasaan kader yang tegak lurus berjuang bersama AHY menjadi tidak tenang akibat terus diganggu. Karena perjuangan yang dibangun jauh dari prinsip dan sistem nilai, maka perjuangan mereka sia-sia terbukti setelah melakukan kongres luar biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatra Utara pengajuan pengesahan hasil kongres tersebut ditolak oleh kementerian hukum dan hak azasi manusia (menkumham). Perjuangan GPK-PD secara kasat mata terlihat seperti perjuangan penuh makna, tetapi nyatanya kosong dan hampa karena mengabaikan sistem nilai pada perjuangannya. Sebenarnya situasi ini dapat diprediksi jika berpatokan pada hukum, namun jika dominan politik bisa saja tidak lagi sesuai hukum, itulah yang dijaga oleh kader Demokrat pimpinan AHY.

Saat ini kelompok tersebut tidak memiliki kekuatan hukum yang sah (legal standing) atas seluruh perjuangan selanjutnya, oleh karena itu tidak perlu lagi merespon kelompok tersebut di ruang publik nasional secara masiv, biar masyarakat yang menilai karena dalam hal ini bukan semata berfokus pada partai Demokratnya tetapi lebih pada nilai demokrasi yang terancam oleh kelompok yang mengabaikan prinsip dan nilai pada pribadi atau kelompok tersebut. Sudah jelas mereka tidak memiliki kekuatan hukum sebagai orang yang mengajukan sebuah tuntutan (sudah bukan kader lagi), berarti dianggap sudah tidak ada kecuali untuk tuntutan yang sedang berproses hukum, dan sudah direspon serta dijalankan oleh team hukum yang diamanahkan.

Tindakkan GPK-PD sangat kontras bertolak belakang dengan kader yang berada di internal Demokrat pimpinan AHY yang menjalankan kerja politik dengan hati-hati dan sangat terukur. Taat hukum, berpegang pada etika moral sebagai tanggung jawab pribadi setiap kader yang semakin menguatkan dan menyatukan energi positif untuk bangkit lebih kuat lagi dan menjalankan tugas pemenangan partai sesuai kemampuan masing-masing. Siapapun ia yang dalam perjuangannya mengedepankan hukum dan aturan, telah berprinsip baik dan berpegang pada sistem nilai maka perjuangan itu akan kokoh, stabil dan sustainable.

Itulah perjuangan partai Demokrat pimpinan AHY, sebagai pemimpin tidak semata berpijak pada kebenaran lahir (posisi sebagai pemimpin) tetapi juga kebenaran secara batin (tanggung jawab moral untuk mengubah keadaan buruk menjadi lebih baik untuk semua warga negara).

AHY baru saja selesai melakukan giat kondolidasi ke beberapa wilayah di Jawa, bertemu kader di alam terbuka (giat outdoor lebih menyegarkan) dengan tetap menjalankan protokol kesehatan. Memberi nuansa baru bagi model perjuangan untuk menambah motivasi bagi seluruh kader bahwa kita semakin solid, kuat dan setia pada komitmen kerja partai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun