Mohon tunggu...
Hasna A Fadhilah
Hasna A Fadhilah Mohon Tunggu... Administrasi - Tim rebahan

Saya (moody) writer. Disini untuk menuangkan unek-unek biar otak tidak lagi sumpek.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Menjamurnya Pengemis yang Juga Berharap THR Jelang Lebaran

13 Juni 2018   15:55 Diperbarui: 13 Juni 2018   15:59 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: muslimobsession.com)

Menjelang Idulfitri yang tinggal sebentar lagi, selain fenomena banyaknya pemudik yang saya jumpai. Saya juga melihat semakin banyaknya pengemis yang tersebar di beberapa titik keramaian kota. Di masjid agung dekat alun-alun yang di hari biasa jarang terlihat karena sering digeruduk oleh satpol PP, eh, kini para peminta tersebut malah justru asyik nongkrong di depan gerbang sambil menengadahkan tangan dan menyodorkan gelas plastik. 

Target lokasinya pun bukan hanya di majid-masjid besar, di area pemakaman, dimana banyak orang datang untuk berziarah kubur sebelum lebaran datang, tak luput menjadi persinggahan mereka.

Jika pun mereka tidak duduk di satu lokasi dan kemudian mengiba meminta-minta, modus lain yang mereka gunakan adalah mengetuk satu per satu rumah warga kemudian meminta langsung di tempat. Terkadang jika kita menolak memberi uang, mereka selanjutnya meminta zakat beras atau setidaknya kita harus memberikan mereka sesuatu, bila tidak mereka tidak akan pergi dari depan rumah.

Selain pengemis konvensional, saya juga menyaksikan bahwa terdapat beragam cara orang untuk mendapatkan uang menjelang lebaran ini. Pagi tadi, rumah kami ditawari oleh pemuda-pemuda yang menawarkan stiker. Belum sempat menolak, stiker itu sudah diberikan kepada adik saya yang diajaknya mengobrol. "Murah saja, tiga ribu perak."

Kena deh, ucap saya dalam hati sambil memandang desain stiker sederhana yang saya tebak didesain dengan photoshop. Bukan hanya stiker yang ditawarkan, beberapa waktu sebelumnya, kami didatangi oleh penjual kalender. Kalau awal tahun sih oke lah ya, ini sudah bulan Juni, masbro. Kasih almanak yang 2019, boleeeh?!

Menelusur beberapa peristiwa tadi, saya pun jadi suudzon sama mereka, terutama pengemis-pengemis yang suka berseliweran di tempat umum. Apakah mereka sengaja memanfaatkan umat yang sedang baik jelang lebaran? Atau mereka memang tidak ada pilihan lain untuk menyambung hidup?

Terlebih dengan banyak laporan investigasi di media yang menyebutkan bahwa sesungguhnya pengemis sudah dijadikan profesi tetap, sama halnya seperti dokter atau arsitek. Masalahnya kalau dua terakhir tadi mengandalkan otak, ini hanya mengandalkan gelas plastik bekas saja. Sungguh terlalu!

Oleh karena itu, jika tidak dipaksa harus memberi, kami sekeluarga seringkali berusaha keras menghindari mereka di tempat umum. Bukannya pelit, tapi kok makin kesini memberi pengemis saya rasa malah tidak mendidik. Di beberapa kasus, perampok pun berpura menjadi peminta-peminta sebelum menyatroni rumah korban.

Oh ya, ada satu lagi, saya bahkan bertahun-tahun berjumpa seorang ibu yang paling tidak sebulan sekali mengemis ke tempat tinggal kami. Hal ini pun, membuat saya lebih curiga lagi, kaum pekerja saja dapat THR setahun sekali, lha ini kok pengemis mintanya sebulan sekali?!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun