Mohon tunggu...
Rosmani Huang
Rosmani Huang Mohon Tunggu... Karyawan swasta - Karyawan Swasta

Enjoy this life with positive thinking

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Jangan Seperti Saya, Pasport Dibuang ke Tempat Sampah!

14 Juli 2015   12:24 Diperbarui: 8 Juli 2020   12:47 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustasi (ambil dari www.pixmac.com)

 

Liburan lebaran telah di depan mata. Pasti banyak yang telah berencana mudik, jalan-jalan ke luar kota maupun ke luar negeri. Khusus untuk yang berencana liburan ke luar negeri ada yang ingin saya bagikan, sehingga tidak mengalami kejadian seperti yang saya alami akibat keteledoran saya sendiri yang tidak saya sadari.

4 tahun silam, sekitar bulan Mei 2011 saya liburan ke Langkawi dengan keluarga koko dan adik saya. Setelah beberapa hari di Langkawi, kami mampir ke Penang. Karena Penang terkenal dengan rumah sakitnya, maka begitu sampai di Penang, dari bandara kami langsung minta supir taxi mampir ke Island Hospital. Setiba di Island Hospital, saya dan adikku pun turun karena kami berencana untuk check up mumpung sudah di Penang, sedang keluarga koko langsung menuju hotel “Paradise Sandy Beach” tempat kami menginap di Penang, di daerah Tanjung Bungah.

Begitu sampai di rumah sakit, kami pun mendaftar di tempat yang disediakan. Ada nomor pasport yang harus diisi sehingga saya pun mengeluarkan pasport dari tas untuk melihat nomor pasportnya. Setelah pengisian data, pasport langsung saya cemplungkan ke dalam tas. Setelah itu kami pun ditunjukkan tempat praktek dokter dimana kami mendaftar untuk konsultasi.

Sewaktu menunggu panggilan masuk dari dokter, saya membuka tasku yang berisi kotak makanan yang terbuat dari styrofoam, langsung kotak makanan tersebut saya buang ke tong sampah di tempat tunggu dokter, tanpa saya buka lagi dan lihat isi dalamnya.

Kenapa kotak makanan tersebut bisa saya masukkan ke dalam tas? Kotak makanan tersebut bisa saya masukkan ke dalam tas, karena sebelum ke bandara Langkawi untuk menuju Penang, paginya kami menyempatkan untuk mengikuti “Mangrove Tour” sehingga setelahnya kami langsung ke bandara Langkawi tanpa sempat makan siang lagi. Jadi sampai di bandara Langkawi, kami langsung memesan makanan yang dijual di bandara Langkawi tersebut. Makanan yang saya pesan adalah “Fish & Chip” dan begitu dapat makanannya, kami langsung masuk ke ruang tunggu. Belum selesai saya makan di ruang tunggu, kami sudah dipanggil masuk ke pesawat sehingga kotak makanan styrofoam yang masih berisi makan siangku, langsung saya masukkan ke dalam tas. Begitu loh ceritanya hehe.

Setelah konsultasi dengan dokter, saya dan adikku pun memanggil taxi untuk mengantarkan kami ke hotel. Sesampai di hotel saya pun membayar uang taxi dan menuju kamar tempat kami menginap yang telah diinfokan oleh koko kami by bbm sebelumnya. Kami tiba di hotel sekitar jam 18.00an.

Begitu sampai di kamar, saya langsung taruh tas dan bersama koko,ipar,adik dan ponakanku, kami langsung ke belakang hotel yang kebetulan merupakan pantai. Kami sempat main-main dan berenang di pantai. Dari pantai kami melanjutkan berenang di kolam renang hotel. Malamnya kami makan di seberang hotel, restoran yang menjual makanan India.

Sekitar jam 22.00 saya pun mengambil tasku untuk mengembalikan pasport adikku karena rencananya besok adikku dan keluarga koko akan jalan-jalan dulu sebelum ke bandara untuk kembali ke Jakarta, sedang saya pagi-pagi harus ke Island Hospital karena disuruh dokternya untuk endoscopy. Jadi rencananya habis dari rumah sakit saya langsung ke bandara sendiri.

Sewaktu mengembalikan pasport ke adikku, saya lihat kok isi tasku hanya ada 1pasport, trus punyaku ke mana. Saya keluarkan semua isi tas, tidak ada lagi pasportku. Mulai mikir,,,jatuh dimana tuh pasport. Cuma ingatnya buka tas pas bayar taxi waktu sampai hotel, selebihnya saya tidak buka tas. Dan pas bayar taxi, saya tidak merasa ada yang kececer. Tiba-tiba langsung saya teriak,,,,waduh,,,,jangan-jangan pasportnya ada di dalam kotak makan styrofoam yang saya buang ke tempat sampah.

Langsung saat itu juga, saya turun ke lobby ditemanin koko saya, manggil taxi dan minta diantar ke Island Hospital. Sepanjang jalan mendapat “kuliah gratis” dari koko akibat keteledoranku hehe. Begitu sampai ke rumah sakit, langsung saya ke bagian resepsionis dan bagian pendaftaran, menanyakan apakah ada yang menemukan pasportku,dan jawabannya membuatku lemas yaitu tidak ada.

Akhirnya saya menuju ke ruang dokter tempat saya menunggu tadi. Pintu dan lampunya sudah ditutup karena sudah tidak ada praktek dokter disana. Saya buka pintunya dan nyalain lampu yang ada di sana, langsung menuju tempat sampah tempat saya buang kotak makan styrofoam tersebut. Pas saya tekan pembuka tempat sampah (sambil berdoa dalam hati),,,,,,ternyata kotak makan styrofoam yang saya buang merupakan satu-satunya sampah yang ada di dalam tempat sampah tersebut. Terima kasih Tuhan, ternyata tempat sampah tersebut sudah dibersihkan pada saat saya membuang kotak makan styrofoam sehingga pasport yang terselip di dalam kotak makan styrofoam tersebut dapat saya ambil kembali (sudah saya buang kurang lebih 5jam-an). Kalau tidak,,,,,waduh sudah bisa dibayangkan repotnya mengurus pasport hilang di negara lain.

Dari kejadian ini dapat diambil hikmah bahwa:
- Kalau memang siangnya harus ke bandara, pastikan acara di pagi hari tidak terlalu mepet untuk menghindari kemungkinan tertinggalnya sesuatu

- Pada saat memasukkan dokumen penting ke dalam tas, pastikan kita tahu persis letaknya (jadi tidak asal dicemplungkan tanpa melihat)

- Sebelum membuang sesuatu, terlebih tempat yang ada penutupnya, perlu kita pastikan terlebih dahulu apakah barang yang akan kita buang tersebut ada terselip barang lain atau tidak dan apakah barang yang akan kita buang tersebut penting atau tidak (jangan asal buang saja)

Demikian sharing dari saya. Mudah-mudahan ada manfaatnya.


Selamat siang.

Jakarta, 14 Juli 2015

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun