Malam sunyi dan bayang wajah kekasih dahulu.
Tali-menali menjadi sebuah simfoni,
menjadi rindu termerdu, mengiang syahdu di telingaku.
Merambat di antara percikan air hujan, di antara rumput ilalang yang bergoyang.
Aku di sini sendiri, di kedai tua ujung jalan---tempat pertemuan dan perpisahan.Â
*
Puan malam berwajah kenangan.
Entah angin apa yang membawanya kembali.
Dengan berkidung ia datang, mengetuk hatiku nan rawan;
yang t'lah lama tuli dan buta pada asmara.
Dalam gundah aku pun menggumam
"Hem, hendak kau bawa ke mana lagi hatiku ini, Puan?"
-----0-----
Januari, 2022Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!