Mohon tunggu...
Mohamad Akmal Albari
Mohamad Akmal Albari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Hukum Tata Negara

a piece of life, chill out!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menuju Abad ke-2 NU, Seri Politik dan Peran Selanjutnya

8 Februari 2023   02:41 Diperbarui: 8 Februari 2023   02:54 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gelora puncak NU 1 Abad ditentukan melalui kalender Hijriah, didirikan pada 16 Rajab 1334 H tidak dengan perhitungan Masehi yang bertepatan 31 Januari 1926. Perayaan selama 24 jam dilaksanakan di Sidoarjo, Jawa Timur dengan Ketua Umum PBNU baru, KH. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya).

Pucuk kepemimpinan yang Gus Yahya serukan pada Harlah 1 Abad NU adalah kembali ke Khittah 1926. Dalam penyampaian sambutannya, beliau tampak mengebu-gebu mengucapkan "selamat datang di abad 1 NU" dengan berbagai bahasa.

Perjalanan NU melewati pertemuan besar organisasi atau Mukhtamar memunculkan ide dan gagasan bagaimana NU seharusnya dan seterusnya. Sebagai representasi organisasi Islam tradisional, organisasi Islam yang didirikan KH. Hasyim Asy'ari ini pernah menjadi partai politik dan kembali pada Khittah 1926 setelah keputusan Mukhtamar ke-27 tahun 1984 di Situbondo.

Seringkali NU dicap sebagai senjata politik berbagai tokoh yang ingin mencalonkan diri, sementara pondasi NU memperjuangkan bidang sosial keagamaan. Memang tidak bisa dilupakan jejak partai NU yang duduk di parlemen pasca Pemilu 1955. Namun begitu, NU tetaplah organisasi Nasional dan Internasional yang berpengaruh pada politik.

Mata rantai NU dan Politik sebenarnya sudah digagas oleh KH. Said Aqil Siradj yang merupakan ketua PBNU sebelumnya. Kita tidak boleh lupa, tahun 2019 beliau mendukung penuh pasangan presiden Joko Widodo dan Ma'ruf Amin. Hal ini dilakukan secara pribadi dan tidak mengatasnamakan lembaga.

Harmonisasi NU dan Partai PKB yang didirikan KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tidak memulu manis. Gus Dur yang merupakan cucu dari pendiri NU tentu memiliki pengaruh besar pada organisasi NU untuk berpolitik. Setelah regenerasi, orang NU berpolitik tak bergantung PKB, bisa saja PPP dan lainnya.

Iya, NU selalu terlihat politis dan bergejala kepentingan. Tapi kita harus melihat konsep mabadi' khoiro ummat (prinsip dasar umat terbaik) yang dirumuskan NU. Artinya NU bukan politik semata, orientasi yang diusungnya adalah moral bangsa untuk perubahan sosial-ekonomi masyarakat.

Selain bidang sosial, konsep agama dengan gagasan tawassuth (moderat), tasamuh (toleransi), tawazun (keseimbangan), dan I'tidal (keadilan) mempelopori spiritual warga Indonesia agar teguh pada tiang-tiang agama.

Dinamika NU selama 1 Abad mendukung penuh gagasan Pancasila sebagai dasar negara, melihat kemajemukan dan mempererat silaturahmi dan toleransi bangsa. Lebih jauh, NU sudah memiliki cabang istimewa di beberapa negara, hal ini bukti nyata bahwa Islam adalah agama rahmatan lil alamin.

Kontribusi NU pada bangsa dan dunia selalu berpegang pada prinsip Qanun Asasi (pegangan NU) berisi 33 ayat Al-Qur'an yang dipilih. Ibaratkan konstitusi UUD 1945, NU harus menjunjung tinggi prinsip tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun