Mohon tunggu...
Mohamad Akmal Albari
Mohamad Akmal Albari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Hukum Tata Negara

a piece of life, chill out!

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Jamur Cordyceps 'The Last of Us' dan Pakar Mikologi UI

3 Februari 2023   16:34 Diperbarui: 3 Februari 2023   18:42 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jamur Cordyceps yang menginfeksi serangga/Getty Images

Film tentang zombie memang selalu ramai, seperti film Train to Busan, World War Z dan Resident Evil. Berbeda dari film-film tersebut yang menjadikan virus maupun bakteri penyebab perubahan manusia ke zombie. Serial The Last of Us (2023) adaptasi game PlayStastion 4 mengangkat jamur Cordyceps sebagai masalah utama.

Serial HBO ini tentu hanyalah sains fiksi, jamur Cordyceps cuma bisa menginfeksi kepada serangga, terutama pada semut. Dikarenakan jamur ini hidup dibawah 26 derajat Celcius, sedangkan tubuh manusia memiliki suhu 36,1 - 37, 2 derajat Celcius. Demikian, apa penjelasan sains mengenai jamur Cordyceps yang menginfeksi manusia?

Ditemukan pada 1859, oleh Alfred Russel Wallace di hutan Indonesia dan Amerika Selatan, ia menemukan jamur tersebut karena wilayah tropis dan temperatur lembab.

Cordyceps bukanlah satu-satunya spesies jamur, terdapat ratusan spesies Cordyceps yang tersebar di muka bumi. Cordyceps merupakan satu genus jamur, salah satunya yang bisa menginfeksi serangga adalah Ophiocordyceps unilateralis berbentuk parasit.

Jamur ini tidak langsung mematikan serangga, penyebaran spora jamur parasit membuat serangga dikontrol melalui inangnya. Jamur ini memiliki proses waktu menginfeksi 3-9 hari pada serangga. Ketika jamur masuk, ia menyebarkan senyawa kimia ke sistem saraf pusat dan mengontrol syaraf otak.

Senyawa kimia tersebut adalah Asam Guanidinobutyric (GBA) dan Sphingosine yang mengakibatkan gangguan neurologis. Racun yang dikandungnya yakni enterotoksin, aflatrem dll. Sederhananya, ia tidak membuat tubuh serangga langsung mati, jamur ini mengambil kontrol tubuh dan melepaskan sel jamurnya.

Di serial ini, jamur diperkenalkan pada episode 2 oleh pakar mikologi Universitas Indonesia (UI), Ratna Pertiwi yang diperankan Christine Hakim. Aktris Indonesia tampil di kancah serial Internasional adalah sebuah kebanggaan.

Kemudian, senyatanya pakar mikologi UI itu adalah Retno Wahyuningsih yang berfokus pada penelitian jamur. Menurutnya, serangga bisa terinfeksi oleh jamur ini dikarenakan tidak mempunyai sistem kardiovaskular (peredaran darah ke seluruh tubuh) layaknya manusia.

Retno memandang ada 200 jenis jamur menyebabkan penyakit, tapi impunitas tubuh manusia bisa menghalangi terjadinya infeksi jamur. Jamur ini perlu manusia berada dalam kondisi imunokompromi atau sistem imunitas rendah.

Umumnya bisa terjadi pada orang yang terjangkit HIV/AIDS, kanker dan penyakit diabetes. Retno sudah menjalani penelitian selama 30 tahun di bidang mikologi. Mengutip kompas.id, mimpi yang dia bawa adalah bagaimana Indonesia bisa menjadikan koleksi jamur sebagai sumber devisa negara.

Lebih lanjut, ia juga pernah meneliti manajemen penanganan TBC dari infeksi jamur bersama pemerintah Inggris. Adapun temuan pada infeksi kulit oleh jamur, Retno mengungkapkan jamur tersebut banyak di infeksi histoplasmosis dan kriptokokosis.

Di samping itu, manusia selalu menghirup udara yang bisa didapatkan spora dari jamur, kekebalan manusia membuat tersaringnya jamur menjadi ingus. Dan keberadaan sistem selular yang mempunyai bulu getar mengirim balik keluar.

Fakta tentang jamur Cordyceps tidaklah selalu negatif, masih banyak jenis lain Cordyceps yang bagus untuk pengobatan dan bahan pangan. Serial ini semata-mata mengajarkan manusia tentang ilmu biologi. Bisa juga menjadikan seseorang sebagai pengendali hama atau biological control agent.

Jamur di serial 'The Last of Us' selalu terkoneksi satu sama lain atau dikenal dengan Misellia. Dengan saling terhubung, memunculkan spora-spora yang disebut ascostroma (kantong-kantong spora).

Di Indonesia, penelitian jamur sudah dimulai sejak lama, bahkan menurut Menteri Kesehatan, Budi Gunadi, ada empat laboratorium yang meneliti tentang wabah virus. Laboratorium tersebut memiliki kemampuan menguji 800 sampel - 2.700 sampel per minggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun