Mohon tunggu...
Mohamad Akmal Albari
Mohamad Akmal Albari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Hukum Tata Negara

a piece of life, chill out!

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Bijaksana dalam Evaluasi Kerja, Psychological Safety Kunci Utama

16 Oktober 2022   02:39 Diperbarui: 16 Oktober 2022   06:16 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dua orang dalam psychological safety/Pexels

Menilik manusia dalam lingkup bekerja sebagai tim, kelompok dan divisi, baik itu di perusahaan, organisasi masyarakat, organisasi sekolah maupun kuliah tidak luput dari struktur keorganisasian. Tentunya, yang dibutuhkan kinerja orang-orang di dalamnya agar senantiasa berjalan lancar. Kehidupan yang begitu modern menyisakan gangguan kesehatan secara fisik dan mental. Entah itu di lingkungan kerja atau organisasi non-profit, seperti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).

Paradigma yang berjalan di setiap tempat selalu berbeda, pasti kesalahan ketika mulai kerja ataupun perbedaan karakter seseorang adalah alasannya. Sebabnya, bisa saja seseorang enggan terbuka saat berada di tim karena ia lebih suka memendam keluhan atau pendapat. Kegagalan dalam pekerjaan bukanlah hal jarang terjadi, namun cara memperbaiki kesalahan atau kegagalan yang kurang bijaksana perlu di selesaikan.

Secara pandangan psikologis, istilah psychological safety merupakan peluang agar memperbaiki kesalahan dan kegagalan. Dimana seseorang yang melakukan kesalahan, membuat gagal pekerjaan dan merasa kurang maksimal dalam kinerja haruslah bisa melepaskan rasa ketakutan, kecemasan dari perbuatan itu dan merasakan kebebasan agar terbuka ruang-ruang perbaikan yang cermat.

Dalam kerja tim, metode brainstorming harus selalu diupayakan. Orang-orang yang kiranya belum bisa membuka diri dari keluhan dan keresahan, perlu perhatian yang tidak mengekang dari sang atasan. Tujuannya meningkatkan kreativitas dan inovasi yang bisa mengendalikan krisis kinerja tim. Keamanan psikologi atau psychological safety yang diteliti oleh salah satu profesor Havard University, Amy C. Edmondson mengutarakan ini adalah visualisasi persepsi seseorang mengambil konsekuensi interpersonal dalam lingkungan kerja.

Bisa dikatakan juga, orang-orang merasakan aman untuk membuka diri, bertukar ide dan gagasan, memberikan saran dan kritik kepada tim, jujur dan mau mengakui kesalahan untuk ke depannya. Sederhananya, tidak ada batas-batas secara manusiawi untuk berkomunikasi, menyikapi kegagalan dan bertindak kreatif. Hal kecil yang harus dimulai adalah perketat komunikasi seperti teman atau kerabat tanpa melanggar moral atasan dan bawahan.

Manusia sejatinya makhluk sempurna kala diciptakan, tindakan-tindakannya selalu jauh dari kata sempurna. Ketika berani dan kuat keinginan untuk mengubah manajemen tim, sebaiknya sampaikan pada atasan atau leader tim. Rasa kurang percaya diri atau insecure sebisa mungkin diminimalisir untuk kenyamanan kerja yang sesuai. Toleransi tanpa memandang latar belakang bisa membawa kepada solusi yang realistis dan pragmatis.

Ada beberapa karakteristik yang mempengaruhimu melakukan psychological safety, diantara nya lingkungan yang suportif tanpa diskriminatif serta eksploitatif; afeksi antara orang-orang dalam tim; saling bertukar informasi dan percaya satu sama lain; minim faktor yang meresahkan pada masalah-masalah sensitif. Ini menghemat tenaga seseorang agar tidak cepat terkuras energi saat di situasi yang tak sesuai dan tertekan.

Perusahaan Google menerapkan psychological safety sebagai urutan pertama dari lima kunci keberhasilan tim, yakni 1) psychological safety (perasaan aman, percaya dan sanggup mengambil resiko); 2) dependability (ketergantungan untuk saling andil); 3) structure dan clarity (tujuan yang terstruktur dan jelas akan yang ditanggungjawabkan); 4) meaning (sesuai prioritas masing-masing); 5) impact (dapat mengerti permasalahan kerja dan mempu membuat perubahan).

Untuk menumbuhkan psychological safety, tim berusaha evaluasi pada apa yang penting. Harus memberanikan bertanya dan mendengarkan orang lain, juga langkah pendekatan emosional interpersonal. Tidak begitu permasalahkan kesalahan yang usai, lurus ke depan mencari solusi paling utama. Dan, jangan terlalu berpikir pendapat orang lain ketika kerentanan mulai terlihat. Ini membangun struktur psikologis sehat dan merampungkan permasalahan dalam tempo yang proporsional.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun