Mohon tunggu...
Mohamad Akmal Albari
Mohamad Akmal Albari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Hukum Tata Negara

a piece of life, chill out!

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Kredibilitas Key Opinion Leader dan Validasi Brand Ambassador

31 Juli 2022   02:27 Diperbarui: 31 Juli 2022   05:02 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai kompasianer, kalau kalian sering membuka sosial media pasti menjumpai orang-orang mempromosikan suatu produk dengan brand tertentu. Biasanya, orang dengan followers berjumlah ribuan hingga jutaan mendapatkan endorsement untuk memperkenalkan dan membentuk opini publik pada produk tersebut. Banyak orang berbondong-bondong agar menjadi influencer, afiliator, duta baca, duta bahasa, dan brand ambassador. Karena memang dengan menjadi profesi tersebut akan meraih fee atau pendapatan dari perusahaan yang memperdayakannya.

Untuk duta baca dan duta bahasa yang selalu mendapatkan peran adalah kalangan pelajar atau mahasiswa untuk memperkenalkan ke publik tentang literasi daerah, bahasa regional, sejarah daerah, dan mengedukasi masyarakat sesuai program yang difasilitasi oleh pemerintah setempat. Sementara, memasuki dunia bisnis, ada brand ambassador dan key opinion leader (KOL) yang keduanya sangat berbeda. Brand ambassador merupakan duta brand atau merek, jelasnya ia dikontrak untuk memotori ikon merek dari perusahaan.

Siapa yang bisa menjadi brand ambassador adalah mereka yang memiliki pengikut dengan skala besar, sebagai maskot dari brand yang bertugas meningkatkan citra perusahaan semakin baik, menjangkau pasar lebih luas, dan menaikkan nilai produk agar lebih dipercayai konsumen. Nah, sebenarnya orang yang menjadi brand ambassador berasal dari berbagai profesi, baik musisi, artis, streamer, Youtuber, tokoh publik, dan orang yang terkenal.

Mereka mengupayakan brand awareness dan demand, letak pemilihan konsumen terhadap produk tidak sepenuhnya akibat influence brand ambassador saja. Sederhananya, validasi yang dilakukan untuk produk senantiasa dikencangkan perusahaan brand. Melalui brand ambassador ini validasi mengkontruksi pilihan konsumen agar tertarik hingga membeli produk tersebut. Meski dilihat, yang memasarkan kosmetik oleh musisi terkenal bisa menaikkan grafik penjualan, padahal musisi tersebut bukan ahli dalam masalah kosmetik.

Untuk itu, ada yang dinamakan key opinion leader (KOL). Secara umum key opinion leader (KOL) merupakan tokoh yang berkeahlian bidang tertentu, mau pengetahuan dan pengalamannya, akan didengar publik dengan penilaian yang dikeluarkan. Karena pengetahuan dan pengalaman yang cukup tajam dan mendalam, mampu meningkatkan opini publik pada dirinya.

Misalnya, ketika pemikir tersohor merekomendasikan sebuah buku untuk meningkatkan logika dan intelektual manusia, maka publik percaya sebab diberitahu oleh ahlinya. Demikian, orang-orang akan berfikir dua kali dengan compare antara rekomendasi dari pemikir atau dari influencer konten. Alasan mudahnya, perbedaan autentik sesuai pengalaman dan pengetahuan orang tersebut. Keahlian inilah poin utama yang memantik konsumen untuk membeli produk tersebut.

Lebih lanjut, kredibilitas ahli bidang mempromosikan produk dan validasi brand ambassador memiliki dampak yang berbeda. Para pembisnis bisa saja menggunakan kedua peran penting promotor produk, satu sisi menggiring publik agar mengenal dan penasaran pada produk, sisi lainnya memberikan fakta sesuai apa yang diketahui secara ilmiah atau empiris penilaian produk tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun